Banda Aceh (ANTARA News) - Aparat kepolisian akan meningkatkan patroli untuk melumpuhkan para pelaku kriminal bersenjata api yang intensitas gerakannya semakin meningkat terutama di kawasan pesisir pantai timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kita terus mengejar dan jika ketemu akan kita lumpuhkan dan tangkap komplotan penjahat bersenjata api, terutama di pantai timur Aceh," kata Kapolda NAD Irjen Polisi Rismawan, usai pelepasan pasukan "Operasi Ketupat Rencong" 2007 di Banda Aceh, Sabtu. Aparat kepolisian dapat melakukan tindakan pelumpuhan seperti penembakan di bagian kaki bawah jika pelaku kejahatan itu melawan atau melarikan diri saat hendak ditangkap aparat kepolisian, tambahnya. "Tindakan tegas tapi terukur dan tidak ada kompromi dengan kriminal merupakan sikap kita, apalagi bersenjata api kita lakukan sebagai upaya penegakan hukum serta memberi kenyamanan kepada masyarakat," kata Kapolda. Irjen Rismawan menjelaskan dua pertiga kekuatan Polda NAD atau sekitar 8.000 personil Polri dikerahkan untuk mengamankan pelaksanaan lebaran Idul Fitri 1428 Hijriyah. Ia menjelaskan, pasca-perjanjian damai (MoU) Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005, wilayah pantai timur provinsi ujung paling barat Indonesia ini termasuk sebagai daerah rawan gangguan keamanan yang pelakunya bersenjata api. "Peningkatan patroli mobil antar wilayah dan pendirian pos simpatik yang akan ditempati Polri dan instansi terkait lainnya mudah-mudahan dapat menekan angka kriminal bersenjata api, khususnya mereka yang akan memperingati lebaran nanti," kata Irjen Rismawan. Kapolda menjelaskan, operasi ketupat rencong itu akan didirikan sedikitnya 100 pos simpati yang nantinya akan dilengkapi berbagai keperluan, misalnya petugas medis guna melayani pemudik yang mungkin menderita sakit dalam perjalanan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007