Pada 2019, kami menargetkan segmen komersial tumbuh di kisaran 20 persen

Jakarta (ANTARA News) - PT Bank BNI Syariah ingin mencatat pertumbuhan kinerja lebih berkualitas pada tahun ini, baik dari sisi kapabilitas organisasi maupun secara bisnis termasuk pembiayaan.

"Pilihan ini dinilai relevan untuk menghadapi sejumlah tren yang berkembang pada tahun ini, baik level global di antaranya perang dagang dan mata uang antara Amerika Serikat dan China, kecenderungan naiknya reference rate, juga adanya pemilu presiden dan pemilu legislatif," kata Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo saat jumpa pers di Kantor Pusat BNI Syariah, Jakarta, Kamis.

Secara umum, pada 2019, BNI Syariah akan meningkatkan ekspansi pembiayaan kepada sektor komersial secara selektif kepada nasabah yang memiliki tingkat risiko rendah seperti BUMN.

Namun secara umum, lanjut Firman, pihaknya akan meningkatkan porsi pembiayaan pada segmen ritel yaitu usaha kecil dan menengah, dan sedikit menurunkan porsi segmen komersial.

"Pada 2019, kami menargetkan segmen komersial tumbuh di kisaran 20 persen. Dengan penyaluran yang dilakukan secara prudent, kami meyakini bahwa NPF (non performing financing) segmen ini bisa terjaga di bawah dua persen," kata Firman.

Hingga akhir tahun lalu, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp28,3 triliun atau naik 19,93 persen dibandingkan 2017 Rp23,6 triliun.

Dari sisi komposisi pembiayaan, masih dominan disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp13,92 triliun atau 49,17 persen dari total pembiayaan, diikuti segmen komersial Rp7 triliun (24,74 persen), segmen kecil dan menengah sebesar Rp5,97 Triliun (21,09 persen), segmen mikro Rp1,08 triliun (3,82 persen), dan hasanah card Rp332,69 miliar (1,18 persen).

Sementara itu, rasio pembiayaan bermasalah non performing financing (NPF) BNI Syariah sepanjang tahun lalu mencapai 2,93 persen.

Baca juga: BNI Syariah bukukan laba bersih Rp416,08 miliar

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019