New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena pelaku pasar mempertimbangkan sejumlah data inflasi utama.

Indeks Harga Konsumen (IHK) di Amerika Serikat datar pada Januari karena harga energi yang lebih rendah, Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengatakan pada Rabu (13/2).

IHK, sebuah ukuran inflasi, tetap tidak berubah untuk bulan ketiga berturut-turut di Januari, setelah meningkat 0,3 persen pada Oktober.

Selama 12 bulan terakhir, IHK naik 1,6 persen, melambat dari kenaikan tahun ke tahun 1,9 persen pada Desember, menurut laporan tersebut.

Sementara itu, IHK inti yang tidak termasuk harga energi dan makanan, naik 0,2 persen pada Januari dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Selama tahun ini, IHK inti meningkat 2,2 persen, laporan menunjukkan.

Data inflasi tersebut membantu menciptakan lingkungan yang mendukung sikap "dovish" bank sentral AS atau Federal Reserve AS saat ini, yang menopang sentimen pasar, para ahli mencatat.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,43 persen menjadi 97,1309 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1269 dolar AS dari 1,1331 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2850 dolar AS dari 1,2897 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7094 dolar AS dari 0,7098 dolar AS.

Dolar AS dibeli 110,99 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,50 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0088 franc Swiss dari 1,0062 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3250 dolar Kanada dari 1,3241 dolar Kanada.

Baca juga: Status "safe haven" picu penguatan dolar atas mata uang dunia

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019