Jayapura (ANTARA News) - Jenazah anggota Kepolisian Resort (Polres) Puncak Jaya, Papua, Bripda Edward Inarkombo yang diduga dibantai kelompok Tentara Pembebasan Nasional- Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) ketika mengawal karyawan PT Moderen yang sedang melakukan pembangunan jalan tembus Milia-Sinak (3/10) sudah dievakuasi ke Biak, Kabupaten Biak Numfor untuk dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Biak, tempat kelahirannya. "Hari ini jenazah Edward dievakuasi dari Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya ke Biak, tempat kelahirannya. Menurut rencana semula, jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di Biak namun keluarga meminta agar jenazah Edward dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Biak," kata Kapolda Papua, Irjen Pol.Drs Max Donald Aer di Jayapura, Sabtu. Pihak Polda mempertimbangkan pemakaman Edward di TMP Biak karena almarhum menghembuskan nafasnya yang terakhir ketika sedang menjalankan tugas kepolisian di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di wilayah pedalaman Papua itu. Tentang senjata jenis AK-47 yang hilang saat penyergapan oleh kelompok orang tidak dikenal itu, Kapolda Papua mengatakan, polisi terus berupaya melakukan pencarian senjata tersebut. Pada saat ini sekitar 30 anggota Brimob dibantu Gegana dan masyarajat setempat sedang melakukan pencarian senjata yang dirampas dari tangan almarhum Edward saat dia disergap pada Rabu (3/10) lalu. Menjawab pertanyaan tentang kemungkinan menambah jumlah pasukan Brimob di Puncak Jaya, Kapolda Irjen Pol.Max D.Aer mengatakan, untuk sementara belum ada rencana penambahan Brimob di wilayah itu. "Kekuatan Brimob di Puncak Jaya sudah mencukupi hanya saja kita perlu menetapkan prosedur untuk peningkatan kesiagaan, seperti jika anggota sedang melakukan tugas Kamtibmas di luar kota atau di daerah rawan konflik seperti itu maka perlu minimal lima anggota polisi bersenjata bertugas secara bersama-sama," katanya. Karena sejak Januari penilaian situasi Kamtibmas di Puncak Jaya sudah cukup kondusif sehingga anggota polisi cukup lengah. "Jika dalam pencarian senjata yang hilang itu, kita menghadapi kekuatan yang lebih besar maka sudah pasti kita akan berkoordinasi dengan TNI dan itu sudah menjadi tradisi kita selama ini dalam mengamankan suatu wilayah konflik," katanya. Jenazah Bripda Edward Inarkombo, Jumat (65/10) ditemukan di ruas jalan jurusan Mulia menuju Wamena, Kabupaten Jayawijaya, tepian sungai Yambi, Distrik Sinak, sementara satu pucuk senjata api jenis AK-47 yang dibawa Edward dalam perjalanan itu hingga kini belum ditemukan. Ketika ditemukan oleh Tim Gegana dan anggota masyarakat (5/10), tangan kiri korban terdapat luka bacok terkena parang atau mencadu. Selanjutnya korban dievakuasi dan disemayamkan di RSUD Mulia. Sesuai hasil visum dokter, korban meninggal karena kehabisan darah akibat bacokan benda tajam sehingga urat nadi putus. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007