Ternate (ANTARA News) - Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara, Rusli Jalil, bersama dua staf Sekretariat KPUD, Mukim Buamona dan Tjahya, babak belur dipukuli massa dari enam desa di perbatasan Kabupaten Halbar-Halut, Jumat. ANTARA News di Ternate melaporkan, pemukulan tersebut bermula ketika massa dari enam desa di perbatasan Halbar-Halut itu melakukan aksi demo di wilayah Bubaneigo terkait dengan masalah penggunaan hak pilih mereka pada pemilihan gubernur (pilgub) Malut mendatang. Warga enam desa yang kini masih diperebutkan oleh Pemkab Halbar dan Pemkab Halut itu tidak tahu dimana akan menggunakan hak pilih, karena selain didata sebagai pemilih pada pilgub di Halbar, juga didata sebagai pemilih di Halut. Ketika massa dari keenam desa tersebut tengah melakukan aksi, tiba-tiba Ketua KPUD Halbar dan dua staf Sekretariat KPUD Malut melintas menggunakan sebuah mobil Kijang. Mengetahui bahwa yang melintas itu adalah anggota KPUD, mereka langsung menghadangnya. Ketua KPUD Halbar dan dua staf Sekretariat KPUD Malut ditarik turun dari mobil kemudian dipukuli massa hingga ketiganya babak belur. Beruntung ada petugas yang datang menolong mereka sehingga bisa terhindari kemungkinan yang lebih fatal. Koordinator massa, Abdullah Fara, mengatakan aksi tersebut mereka lakukan sebagai wujud kekecewaan terhadap tidak adanya penyelesaian atas berbagai permasalahan pada enam desa tersebut, terutama mengenai pendataan pemilih untuk pilgub. Mereka mengaku bingung dimana akan menggunakan hak pilih pada pilgub nanti, apakah di Halbar atau Halut, karena sama-sama didata sebagai penilih di kedua kabuaten tersebut. Sesuai data yang ada, jumlah pemilih pada keenam desa tersebut lebih dari 400 orang. "Soal pemukulan terhadap Ketua KPUD Halbar dan dua staf Sekretariat KPUD Malut tersebut itu terjadi secara spontanitas. Massa yang sudah lama kecewa, tak kuasa menahan marah ketika melihat ada orang KPUD yang lewat," katanya. Ketiga korban tersebut kini dirawat di rumah sakit, sementara aparat kepolisian setempat kini masih melakukan pemyelidikan. Akibat aksi massa tersebut, jalur jalan yang menghubungkan Sofifi, Kota Tidore Kepulauan dengan Tobeli, Halut sempat lumpuh selama beberapa jam.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007