Jakarta (ANTARA News) - Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak akan mencalonkan diri menjadi Presiden, kecuali apabila partai-partai politik (parpol) datang melamar dirinya. "Saya tidak mungkin mendatangi Parpol untuk meminta-minta, mestinya Parpol yang mendatangi saya karena saya tidak tahu apakah berkualitas atau tidak," kata Sri Sultan Hamengkubowono X, disela-sela pertemuannya dengan petinggi Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN) di Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta, Jumat.Hadir dalam pertemuan itu, diantaranya Ketua Umum DPP PAN, Soetrisno Bachir, Sesjen DPP PAN, Zulkifli Hasan, dan Ketua Badan Sistem Informasi Strategis DPP PAN, Dedy Djamaluddin Malik. Menurut Sultan, apabila parpol sudah datang melamar dirinya, maka pendaftaran kepada parpol untuk menjadi calon presiden dari parpol tertentu hanya menjadi syarat administratif saja. Apalagi, dirinya sudah berjanji kepada kedua orangtuanya untuk menjadi Sultan yang baik bagi masyarakatnya. "Sultan itu jabatan hingga mati. Kalau Gubernur atau Presiden paling hanya lima tahun. Jadi, jangan paksa saya bicara soal Capres atau Cawapres, nanti akan menimbulkan benih-benih konflik dan kesalahpahaman," kata Sultan. Dia mengakui, dirinya belum pernah diajak berbicara mengenai kesediaan untuk menjadi Capres atau Cawapres oleh elit-elit politik. Dirinya hanya berharap parpol bisa mengubah paradigma berpikirnya untuk membangun kepercayaan masyarakat. "Sampai sekarang partisipasi masyarakat dalam berpolitik hanya ketika Pemilu, tapi belum tumbuh budaya demokrasi di tengah masyarakat," kata Sultan. Terkait dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bisa saja tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai Presiden, Sultan menyatakan, SBY harus mempunyai kemampuan untuk introspeksi diri. "Orang itu sangat baik. Kalau punya kemampuan untuk introspeksi melihat dirinya mampu atau tidak mampu. Kalau mampu silakan, tapi kalau tidak, harus sadar diri," kata Sultan. Dia berharap, SBY bisa menempatkan diri secara proporsional sehingga, apabila SBY merasa dirinya masih memiliki dukungan politik untuk menjadi Presiden pada 2009 nanti berarti harus mengajukan diri sebagai "incumbent". "Saya kira proporsional saja. Kalau ada dukungan silakan maju, kalau tidak ada jangan maju," kata Sultan. Menyinggung rencana Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla (JK), yang juga Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar), ingin menggandeng Sultan HB X sebagai Cawapres, Sultan HB X mengaku bahwa belum mengetahui hal itu dan belum pernah diajak bicara masalah tersebut"Apalagi saya belum tahu apakah mau ditempatkan nomor dua, tiga atau empat. Sulit untuk diprediksi. Mungkin JK maksudnya dalam konteks membangun 'image' dan lobi. Jadi, itu harus dihargai," kata Sultan HB X yang juga Anggota Dewan Pembina DPP Partai Golkar. Sementara itu, Sutrisno Bachir menyatakan, masyarakat hendaknya membiarkan SBY berpikir seara tenang."SBY `kan lagi memerintah, lagi sibuk. Jadi, biarkan presiden berpikir dengan tenang. Saya pikir sekarang ini SBY sedang berkonsentrasi untuk bisa memperbaiki keadaan, khususnya bidang ekonomi, karena dari 'polling' ekonomi, Indonesia sangat terpuruk," kata Sutrisno menambahkan. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007