Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Thohari mengatakan Indonesia dapat meningkatkan perdagangan dengan Lebanon.

"Lebanon juga masih berada dalam kondisi di boikot oleh Amerika Serikat di bidang perdagangan. Saya rasa itu merupakan tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dengan Lebanon," ujar Hajriyanto Thohari di kantor The Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), Jakarta, Senin malam.

Berdasarkan keterangan dari KBRI Beirut, menurut data dan statistik bea cukai Lebanon, perdagangan bilateral pada tahun 2017 mencapai level tertinggi US $ 108.9 juta, dimana sekitar 90 persen surplus ke Indonesia.

Dalam hal investasi, total investasi langsung langsung asing di Indonesia hingga tahun 2017 berjumlah US $ 32,24 juta, didistribusikan di beberapa sektor industri dan jasa, terutama kafe, resor, industri kimia, furnitur, dan perdagangan umum.

Meskipun Lebanon tidak memiliki sumber daya alam melimpah, lanjut dia, tetapi Lebanon memiliki pendapatan perkapita 32 ribu US dolar.

"Hal itu disebabkan ada 16 juta pekerja Lebanon yang bekerja di luar negeri. Mereka selalu mengirimkan uangnya ke Lebanon. Pekerja tersebut berada di profesi-profesi modern seperti dokter, insinyur, teknisi, pengusaha, maupun pimpinan di perusahaan berstandar internasional," kata dia.

Lebanon memiliki populasi sebesar 5,6 juta terdiri atas 2 juta pengungsi, 1,5 juta pengungsi dari Suriah, 500 ribu dari Palestina. Dan sisanya penduduk Lebanon sendiri.

"Lebanon sebuah negeri sangat liberal dari ekonomi, sosial, budaya maupun agama. Lebanon sebuah negara yang sangat majemuk," kata dia.

Ia menambahkan pembagian kekuasaan di Lebanon berdasarkan sekte.

"Bahwa Presiden harus seorang Kristen. Perdana Menteri harus seorang Muslim Sunni. Sedangkan Ketua parlemen harus seorang Muslim Syiah," kata dia.***1***

A063/

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019