Jakarta (ANTARA News) - Direktur Liga Bola Basket Indonesia (IBL) Hasan Gozali menegaskan, pemeriksaan fisik, termasuk tinggi, berat dan lainnya, seluruh pemain asing di IBL dilakukan dengan akurat sesuai peraturan.
"Semua pemain impor yang datang pasti kami periksa, termasuk mengukur tinggi badan. Proses itu dilakukan oleh pihak medis yang disaksikan perwakilan IBL serta utusan klub," kata Hasan kepada Antara di Jakarta, Senin (11/2).
Dia melanjutkan, dengan proses yang terbuka seperti itu, seharusnya pihak klub percaya bahwa para pemain asing yang berlaga di IBL bersih dari kondisi-kondisi ilegal.
Apalagi, seluruh rekam medis termasuk data pemain tersimpan rapi di berkas rumah sakit rekanan IBL.
"Catatan dan datanya ada semua. Jadi tidak etis ketika ada pihak yang meminta untuk mengukur ulang pemain asing di IBL," kata Hasan.
Hasan Gozali kembali menekankan bahwa seluruh pemain asing di IBL mendapatkan perlakuan yang sama, baik mereka yang datang di awal musim ataupun di tengah-tengah kompetisi.
Soal postur pemain asing di IBL yang tidak memenuhi syarat menyeruak ketika guard anyar Hangtuah Bryquis Perine terpaksa dipulangkan pada Minggu (10/2) karena tingginya (sekitar 190 centimeter berdasarkan rilis IBL) melebihi sekitar dua centimeter dari ketentuan seorang 'small man' yang maksimal 188 centimeter.
Bryquis sendiri sudah tampil di satu laga IBL Pertamax 2018-2019 untuk Hangtuah tepatnya di seri ketujuh menghadapi Stapac, Jumat (8/2), di Malang.
Baca juga: Pemulangan Bryquis berdampak buruk bagi Hangtuah
Hasan Gozali meluruskan informasi mengenai tampilnya Bryquis dalam laga kontra Stapac. Menurut dia, Bryquis dapat bermain karena dia tiba menjelang pertandingan.
"Begitu dia sampai di Malang, kami langsung melakukan pengukuran fisik. Waktu itu wakil Stapac juga menyaksikan dan tahu situasinya. Namun gim sudah mau mulai dan kami putuskan dia dapat bermain sambil kami mencari solusi. Stapac tidak mempermasalahkan ini. Setelah itu baru diputuskan bahwa kami membatalkan kehadiran Bryquis di IBL. Seandainya dia sampai setidak-tidaknya sehari sebelum pertandingan itu, mungkin dia tidak akan bermain," tutur Hasan.
Buntut kejadian Bryquis, pihak Pelita Jaya Basketball sudah melayangkan permintaan resmi kepada IBL untuk melakukan pengecekan tinggi badan terhadap pemain impor Stapac Jakarta Kendal L. Yancy yang bergabung pada bulan Desember 2018 dan mulai berlaga sejak seri kedua. Mereka curiga postur pemain Amerika Serikat itu juga tidak sesuai regulasi.
Baca juga: Pelatih Hangtuah duga kelebihan tinggi Bryquis karena rambut
Baca juga: IBL bekukan agen Bryquis Perine selama setahun
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019