"Mungkin karena rambut. Rambut orang Amerika Serikat, kan, modelnya keriting-keriting tinggi begitu," ujar Andika ketika dihubungi Antara dari Jakarta, Senin.
Andika berkeras bahwa tinggi Bryquis adalah 189 centimeter, bukan 190 centimeter seperti yang disebutkan pihak IBL dalam rilis resmi kepada media.
Satu centimeter lebih tinggi daripada aturan tinggi maksimal 'small man' yang 188 centimeter inilah yang disebutnya karena faktor rambut.
Menurut Andika, dirinya sudah meminta sang pemain untuk memangkas habis rambutnnya. Namun, Bryquis menolak permintaan tersebut.
Pemain berusia 30 tahun itu tidak ingin botak jika tidak mendapatkan kepastian bermain.
"Dia katakan kepada saya, kalau sudah botak tetapi tidak bisa bermain bagaimana? Sama saja. Kasihan juga melihatnya," tutur Andika.
Sementara Direktur IBL Hasan Gozali mengakui bahwa tinggi badan Bryquis setelah dilakukan pengukuran oleh tim medis IBL adalah 189 centimeter, tetapi lebih dekat ke 190 centimeter jika dibulatkan.
Hasan juga menampik bahwa kelebihan itu karena soal rambut.
"Jadi waktu kami ukur, tingginya 189-190-an centimeter. Kalau masalah rambut, sebenarnya sudah ditekan-tekan saat pengukuran. Tetap saja tingginya segitu," kata Hasan.
Pihak IBL memulangkan pemain asing baru Hangtuah Bryquis Perine karena tidak memenuhi syarat tinggi badan. Dalam keterangan IBL, Bryquis bertinggi badan 190 centimeter.
Berdasarkan aturan IBL, setiap tim memiliki jatah dua pemain impor di skuat, di mana satu di antaranya adalah "small man" dengan tinggi maksimal 188 centimeter dan lainnya "big man" dengan tinggi badan bebas.
Hangtuah sebelumnya telah memiliki "big man" Jarad Lee Scott yang bertinggi badan 209 centimeter.
Bryquis sendiri sudah tampil di satu laga IBL Pertamax 2018-2019 untuk Hangtuah tepatnya di seri ketujuh menghadapi Stapac, Jumat (8/2), di Malang.
Buntut dari peristiwa ini, IBL memasukkan agen Bryquis ke daftar hitam dan melarang mereka beraktivitas di Indonesia selama setahun.
Baca juga: IBL bekukan agen Bryquis Perine selama setahun
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019