Kami optimistis dapat menyelesaikan proyek pembangunan salah satu bandara terbesar di Indonesia ini sesuai jadwal yang telah tetapkanKulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (ANTARA News) - Proyek pembangunan terminal internasional Bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga kini sudah mencapai 53 persen.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi di Kulon Progo, Senin, mengatakan pada pengoperasian Bandara NYIA pada April 2019 nanti, fasilitas sisi udara (airside) yang meliputi landas pacu, rapid taxiway 1, holding bay 1, paralel taxiway, exit taxiway, dan apron ditargetkan rampung 100 persen.?
Kemudian fasilitas sisi darat (landside) seperti gedung terminal seluas 12 ribu meter persegi, gedung penunjang seperti gedung PKP-PK, kargo dan EMPU, masjid, Main Power House (MPH), gedung administrasi juga tuntas 100 persen.
"Kami optimistis dapat menyelesaikan proyek pembangunan salah satu bandara terbesar di Indonesia ini sesuai jadwal yang telah tetapkan," kata Faik.
Ia mengatakan saat pengoperasian terminal internasional, progres pembangunan NYIA secara keseluruhan telah mencapai 50 persen, dengan terminal seluas 12 ribu meter persegi, landas pacu (runway) sepanjang 3.250 x 45 meter, empat unit garbarata, serta area parkir yang mampu menampung hingga 500 kendaraan.
"Rencananya, pada minggu kedua Maret nanti ditargetkan proses verifikasi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) Kementerian Perhubungan RI dapat dilakukan," kata dia.
Faik mengatakan Bandara NYIA merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamatkan oleh Pemerintah RI kepada Angkasa Pura I. NYIA mendesak untuk dibangun mengingat Bandara Adisutjipto saat ini sudah dalam kondisi lack of capacity.
Menurut dia, hadirnya NYIA merupakan wujud komitmen Angkasa Pura I dalam mendukung pengembangan konektivitas udara dan pendorong pengembangan wilayah. Bagi penguna jasa, keberadaan NYIA akan meningkatkan level of service dalam aspek pelayanan, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan.
"Harapannya DIY akan menjadi semakin istimewa dengan hadirnya NYIA," katanya.
Selain itu, lanjut Faik, Angkasa Pura I sebagai pemrakarsa proyek NYIA juga telah memerhatikan sisi mitigasi potensi bencana di wilayah pantai selatan Yogyakarta. Landas pacu NYIA dibangun pada ketinggian 7,8 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berjarak satu kilometer dari pantai.
"Sementara apron berada 8 mdpl dan terminal 9 mdpl. Bangunan terminal juga telah dirancang tahan terhadap ancaman gempa bumi hingga 8,8 skala richter," katanya.
Ia mengatakan Desember 2019 nanti pembangunan NYIA akan selesai 100 persen untuk pembangunan fase 1. NYIA akan punya terminal seluas 210 ribu meter persegi berkapasitas 14 juta penumpang per tahun, 9 kali lipat dari kapasitas Bandara Adisutjipto.
NYIA akan menjadi bandara terbesar ketiga di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta di Banten dan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali.
"Kehadiran NYIA diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta serta memiliki dampak ikutan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan logistik di Yogyakarta dan sekitarnya," kata Faik.
Baca juga: Pemerintah siapkan pendidikan vokasi untuk SDM Bandara Kulon Progo
Baca juga: Menhub optimistis Bandara New Yogyakarta beroperasi April 2019
Pewarta: Sutarmi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019