Seoul (ANTARA News) - Setelah baru saja melakukan pertemuan puncak dengan Korea Utara (Korut), kini pemerintah Korea Selatan (Korsel) menghadapi tantangan yang benar-benar baru, yakni usaha untuk menetapkan standard kualitas dan ukuran internasional untuk kondom. Pertemuan lima hari yang diselenggarakan Organisasi Internasional untuk Standardisasi, bekerjasama dengan pemerintah Seoul, akan berlangsung mulai Senin pekan depan di pulau pariwisata, Jeju. Badan standardisasi dari Kementerian Perdagangan memperkirakan 100 orang dari 50 negara akan turut serta dalam acara itu, kata jurubicara badan tersebut, Yoo Yong-Jae, kepada AFP. Perusahaan-perusahaan Korsel yang dipimpin Unidus Corp memiliki porsi 30 persen penjualan kondom dunia. "Selama bertahun-tahun, ada kebutuhan yang meningkat untuk mempersatukan ukuran dan kualitas standard internasional kondom, guna menjamin para pengguna terlindungi dari penyakit dan kehamilan bagi perempuan," kata bos Unidus, Kim Sung-Hoon, kepada kantor berita Yonhap. "Ukuran kondom Korsel sekarang telah memenuhi standard internasional, didukung oleh meningkatnya ukuran penis laki-laki di sini," tulis koran itu --yang mengutip bos Unidus. Secara global, 80 perusahaan besar mampu memproduksi 12 miliar kondom setiap tahun namun kebutuhan pasar hanya delapan miliar, kata dia. Sambil mempromosikan kualitas yang baik dari kondom Korsel, dia mengatakan perusahaannya akan me-"lobby" agar badan kesehatan dunia (WHO) dan peserta lain sidang tersebut mau menerima standard Korea. (*)

Copyright © ANTARA 2007