Tokyo (ANTARA News) - Jenazah wartawan Jepang yang tewas diduga akibat ditembak tentara Myanmar, Kenji Nagai (50), tiba di Tokyo, Kamis subuh, melalui Bangkok, Thailand, sementara itu kepolisian Jepang menyatakan bahwa akan melakukan investigasi ke Myanmar dengan menggunakan jalur diplomatik guna memastikan penyebab kematiannya. Pesawat yang membawa jenazah wartawan kawakan yang dikontrak oleh Asian Press Front (APF) News itu tiba di Narita dan langsung dibawa aparat kepolisian Tokyo guna dikirm ke sebuah rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih mendalam (otopsi) atas penyebab kematiannya, demikian NHK di Tokyo, Kamis. Jenazah wartawan foto dan jurnalis video itu tiba dengan disertai pimpinan dari APF News, Toru Yamaji, yang ikut menjemput korban dari Yangon. Yamaji sendiri selama di Yangon, mendatangi lokasi tempat ditembaknya Nagai oleh tentara Myanmar ketika sedang merekam peristiwa pembubaran aksi unjuk rasa damai anti-pemerintah junta militer. Setibanya di rumah sakit, kedua orang tua Nagai, Hideo (82) dan isterinya Michiko (75), langsung menyentuh peti mati yang membawa putra mereka. Tangis dan tatapan duka langsung pecah ketika keduanya diberi kesempatan untuk menyaksikan wajah Nagai. Yamaji (46) sendiri tidak tahan melihat peristiwa menyedihkan yang berlangsung di depan matanya dan ikut menangis bersama keluarga Nagai. Pria tersebut juga mengatakan, dirinya dan publik Jepang sangat menginginkan dikembalikannya kamera milik Nagai yang dipergunakannya saat meliput demonstrasi di Myanmar. "Tayangan video yang direkam Nagai merupakan kebanggaan dirinya. Saya ingin melihat apa yang ingin dilaporkannya di saat-saat terakhir (hidupnya) itu," kata Yamaji, seperti dikutip Kyodo News. Setelah itu dengan cepat petugas membawanya ke salah satu ruangan guna dilakukan otopsi yang berada dalam pengawasan kepolisian Tokyo.Menurut pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang, keluarga Nagai sangat menginginkan penyebab kematian puteranya dan meminta pemerintah Jepang mengupayakan hal tersebut selengkapnya. Pihak kepolisian Jepang selanjutnya akan melakukan investigasi sendiri untuk mencari tahu keseluruhan penyebab tewasnya wartawan Jepang tersebut. Jepang memang tidak puas dengan pernyataan petinggi junta militer yang mengatakan kematian wartawan Jepang itu sebagai sebuah kecelakaan dan tidak disengaja. Namun ada dugaan kuat di Jepang bahwa Nagai memang sengaja ditembak, bahkan dari jarak dekat . Hal itu terlihat jelas dalam tayangan di berbagai media massa Jepang, seperti televisi dan foto-foto yang dimuat di media cetak. Sosok Nagai yang sedang merekam peristiwa demonstrasi langsung jatuh tergeletak bersimbah darah, sementara seorang tentara Myanmar terlihat menghunus senjata di dekat tubuh Nagai. Foto-foto dan rekaman tersebut ditayangkan berulang kali hingga kini, begitu juga dengan jaringan media internasional ikut menyebarluaskannya. Tim investigasi kepolisian Jepang saat ini langsung menyatakan akan melakukan investigasi khusus ke Myanmar dengan bantuan jalur diplomatik Pemerintah Jepang sendiri mendesak junta militer Myanmar melakukan investigasi kembali sekaligus mengisyaratkan untuk memberikan sanksi terhadap Myanmar. Bantuan yang diberikan Jepang kepada Myanmar sebagian besar berupa bantuan untuk kemanusiaan dengan total dana sebesar 552 juta yen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007