Kasus kurang gizi ini tersebar di 17 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Kepulauan Sangihe

Kepulauan Sangihe, Sulut, (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, Jophy Thungari mengungkapkan, dibandingkan tahun 2017, kasus kurang gizi di wilayahnya meningkat pada 2018.

"Kasus gizi buruk di Sangihe pada 2018 bertambah 187 menjadi 302 dibandingkan tahun 2017 yang hanya 115 kasus," kata Jophy Thungari di Tahuna, Sulawesi Utara, Sabtu.

Menurut dia, kasus kurang gizi cukup mengkhawatirkan karena tersebar di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe.

"Kasus kurang gizi ini tersebar di 17 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Kepulauan Sangihe," kata dia.

Tahun 2018, kata dia, ada 302 orang anak yang mengalami kurang gizi, dengan rincian 217 balita stunting atau kerdil dan 85 balita kurus.

Sementara untuk 2019, katanya, masih dalam pendataan mengingat kasus kurang gizi ini berbeda dengan kasus gizi buruk.

"Kasus kurang gizi ini jika terus diberikan makanan pendamping air susu ibu dapat membantu gizinya. Sementara gizi buruk paling dominan merupakan penyakit bawaan," katanya.

Salah satu cara mengatasi permasalahan kurang gizi, lanjut dia, adalah bantuan makanan pendamping air susu ibu (MP ASI) yang diberikan pemerintah pusat.

"Namun sejak 2018 ada perbedaan penyaluran MP ASI dengan tahun 2017, yang penyalurannya lewat Dinkes Sangihe dan tinggal diambil di masing-masing Puskesmas. Namun 2018 sudah dua kali penyaluran MP ASI tetapi disalurkan puskesmas, tidak lagi lewat Dinas Kesehatan," katanya.

Bupati Kepulauan Sangihe, Jabes Ezar Gaghana berharap, dengan adanya pemberian makanan tambahan, kira dapat membantu menambah gizi bagi anak-anak sehingga bisa melahirkan generasi potensial.

"Dengan bantuan ini diharapkan anak Sangihe ke depan jadi unggul, karena semua sudah dimulai dari pemberian gizi yang baik dan cukup," kata Bupati.

Baca juga: Rumah sakit di Kepulauan Sangihe kekurangan obat

Pewarta: Jerusalem Mendalora
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019