Beijing (ANTARA News) - Hubungan dagang RI-China tumbuh sangat pesat terlihat dengan terus meningkatnya total nilai perdagangan kedua negara dalam beberapa tahun terakhir ini. "Hubungan dagang kedua negara tumbuh sangat pesat terutama setelah ditandatanganinya kerjasama strategis kedua negara April 2005," kata Duta Besar RI untuk China, Sudrajat, di Beijing, Kamis. Kemitraan Strategis kedua negara ditandatangani oleh Presiden Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao, April 2005, yang intinya meningkatkan berbagai bentuk kerjasama politik, ekonomi, sosial dan budaya kedua negara. Menurut Dubes, total perdagangan kedua negara tahun 2007 diperkirakan akan mencapai lebih dari 20 miliar dolar AS dan nilai sebesar itu sebenarnya merupakan target yang dicanangkan oleh kedua pemimpin negara. "Jadi total perdagangan kedua negara senilai 20 miliar dolar AS yang seharusnya dicapai tahun 2008, ternyata sudah bisa dicapai tahun ini," katanya. Data statsitik bea cukai Tiongkok menunjukkan per Januari-Juli 2007 perdagangan kedua negara tercatat mencapai 14,1 miliar dolar AS atau naik 39,5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Dalam kemitraan strategis juga ditargetkan total nilai perdagangan kedua negara tahun 2010 akan mencapai 30 miliar dolar AS. "Saya optimis nilai tersebut akan tercapai dalam tahun 2010 yang tentunya dengan kerja keras dari dunia usaha dan pemerintah," katanya. Adanya pertemuan ke-9 Komisi Bersama RI-China tanggal 25 September 2007 di Shanghai, katanya, merupakan salah satu upaya kedua negara untuk mencapai target perdagangan yang telah dicanangkan oleh kedua pemimpin negara. Salah satu agenda utama dalam pertemuan itu adalah melakukan evaluasi dari kemajuan kerjasama perdagangan, investasi dan ekonomi secara umum. Salah satu kesimpulan adalah diperlukan perbaikan kerangka kerjasama yang sudah ada dan akan ditindaklanjuti dengan kerangka yang lebih menyeluruh. Sudrajat menilai, masih banyak potensi peluang kerjasama yang bisa dimanfaatkan dan ditingkatkan oleh kedua negara, khususnya yang dilakukan oleh dunia usaha swasta.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007