Beijing (ANTARA News) - Sekitar 4.000 penumpang pesawat terlantar akibat pemogokan ratusan pilot maskapai penerbangan China Airlines di Taiwan.
Pihak maskapai penerbangan yang berkantor pusat di Taipei itu menyebutkan bahwa pemogokan tersebut telah mengakibatkan 26 jadwal penerbangan dari Taiwan dibatalkan.
Sekitar 500 dari 1.300 pilot melakukan mogok kerja mulai Jumat pukul 06.00 waktu Taipei (05.00 WIB), demikian laporan Kantor Berita Taiwan CNA.
Pemogokan itu mengakibatkan para penumpang maskapai China Airlines dari tiga bandar udara besar di Taiwan tujuan Los Angeles, Manila, Tokyo, Hong Kong, dan Bangkok telantar.
Tidak diketahui pasti sampai kapan para pilot itu akan mengakhiri aksinya. Mereka protes atas panjangnya jam kerja pada penerbangan jarak jauh yang tidak diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan dan fasilitas.
Para penumpang di Bandara Internasional Taoyuan, Bandara Songshan, dan Bandara Internasional Kaohsiung tidak bisa menutupi rasa kecewanya setelah membaca pengumuman yang ditempelkan oleh Serikat Pilot China Airlines Cabang Taoyuan (PUT), Kamis (7/2) tengah malam.
Pihak Kementerian Perhubungan Taiwan menggelar posko darurat untuk mengatasi hal ini sejak Jumat dini hari.
Selain tujuan kota-kota besar di dunia, para penumpang tujuan kota-kota di China, seperti Beijing, Shanghai, Wuxi, Guangzhou, dan Shenzhen juga terdampak atas aksi mogok kerja maskapai penerbangan "pelat merah" Taiwan itu.
Anggota PUT sepakat menunda pemogokan selama setahun setelah bernegosiasi dengan Pemerintah Kota Taoyuan pada Agustus 2018. Namun keinginan mereka untuk melakukan aksi pada awal bulan ini tidak bisa dibendung setelah protes mereka soal jam kerja panjang tak ditanggapi positif oleh pihak maskapai.
GM China Airlines Hsieh Shih Chien menyatakan bahwa pihaknya terbuka untuk berdialog dengan PUT dan berharap perwakilan para pilot bersedia kembali ke meja perundingan sebagaimana dikutip Xinhua.
Pihaknya juga berupaya sesegera mungkin menjadwal kembali sejumlah penerbangan untuk mengurangi dampak dari pemogokan para pilot di kepulauan berpemerintahan mandiri tersebut.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019