Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyatakan, NU siap mendukung langkah dakwah yang dilakukan oleh Baitul Muslimin Indonesia, yang merupakan sayap keagamaan Islam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). "Kami akan membantu sepenuhnya dakwah yang dilakukan oleh Baitul Muslimin, silahkan datang ke PBNU atau ke PWNU di daerah jika ada keperluan," kata Hasyim ketika menerima delegasi Baitul Muslimin Indonesia yang dipimpin Taufik Kiemas dan Pramono Anung di Jakarta, Kamis. Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang itu berharap keberadaan Baitul Muslimin bisa memberikan siraman agama yang kongkrit kepada umat, bukan menjadi alat untuk mencapai tujuan politik dengan mendompleng agama. "Karena bangsa ini cenderung hidup dalam politik kesan, bukan riil, sehingga yang bekerja baru taktik saja.," kata Hasyim yang merupakan pasangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Pemilihan Presiden 2004 lalu. Dikatakannya, yang bisa menyelamatkan Indonesia adalah kehidupan agama yang menasional dan kehidupan nasional yang agamis. Untuk itu, lanjutnya, hubungan antara negara dan agama harus segera dirumuskan. "Agama dalam arti `civil society` (masyarakat sipil) dan agama dalam arti state (negara) harus diatur," katanya. Pada kesempatan itu Hasyim menuturkan, dalam menjalankan dakwah harus didahulukan pendekatan dakwah atau syiar daripada pendekatan hukum agama. "Dulu, para ulama dalam berdakwah menanyakan kepada masyarakat apa yang mereka perlukan, setelah mendapatkan simpati baru memberikan ajaran agama," katanya. Model dakwah seperti itu, katanya, sudah banyak ditinggalkan, justru yang menggunakannya adalah pihak lain untuk menjaring pemeluk agama, sementara umat Islam hanya bisa marah-marah. "Dakwah sekarang sudah menurun, yang banyak khutbah-khutbah," katanya. Sementara itu Taufik Kiemas yang merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP menjelaskan, pendirian Baitul Muslimin salah satunya untuk lebih mereligiuskan PDIP dan menghilangkan "stereotype" (kesan) bahwa PDIP hanya tempat bagi golongan abangan, "nasoro" dan bekas PKI. "Sekarang sudah ada lembar dakwah di masjid yang ada logo BMI dan PDIP," kata suami Megawati itu sambil tersenyum. Sekjen PDIP Pramono Anung menambahkan bahwa saat ini Baitul Muslimin sudah terbentuk di sejumlah daerah yang merupakan kantong-kantong NU seperti di Jabar, Jambi dan Sumut dan para pimpinannya adalah mantan pengurus NU. Menjawab pertanyaan, Pramono menyatakan, kunjungan ke PBNU tersebut murni untuk mempererat silaturahmi, sama sekali tidak membawa agenda politik.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007