Jakarta (ANTARA News) - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan, menjelang tiga tahun kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sejak tahun 2004, publik mulai mencari sosok pemimpin baru."Menjelang tiga tahun sejak SBY-JK dilantik, terjadi perubahan 'public mood' atau persepsi publik yang sangat signifikan," kata Direktur Eksekutif LSI Denny JA di Jakarta, Kamis sore.Dalam diskusi "Peluang Pemimpin Baru" yang diadakan Jakarta Journalist Forum (JJF) itu, menuturkan, ketika dilantik pada Oktober 2004, Presiden Yudhoyono memperoleh tingkat kepuasan publik yang sangat tinggi atau di atas 80 persen. Sedangkan pada September 2007, tingkat kepuasan itu jatuh pada titik terendah yaitu 35,3 persen.Berarti, lanjut Denny, dalam waktu tiga tahun tingkat kepuasan publik atas SBY merosot hingga sekitar 45 persen. "Lebih dari itu, sudah terjadi apa yang disebut 'mental switch' dalam politik. Lebih banyak publik yang mulai mencari figur baru untuk presiden 2009. Hanya di bawah 30 persen pemilih yang menginginkan SBY kembali menjadi presiden," katanya. Menurut dia, tanpa adanya perubahan mendasar dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam sisa dua tahun ke depan, maka pemilihan presiden (Pilpres) 2009 akan menjadi "pengadilan publik" bagi Presiden Yudhoyono sebagaimana yang terjadi dalam Pilpres 2004 bagi Megawati Soekarnoputri. Denny memaparkan, survey nasional terbaru yang diselenggarakan LSI itu dilakukan pada tanggal 9 -14 September 2007 di 33 provinsi di tanah air. Jumlah respon sebanyak 1.200 orang dengan pengumpulan data melalui wawancara tatap muka dan metodologi "multi-stage random sampling". Angka "Margin of error"-nya adalah sekitar 2,9 persen. Denny mengungkapkan, empat alasan utama yang menyebabkan turunnya tingkat kepuasan atas kepemimpinan Presiden Yudhoyono adalah kekecewaan atas kinerja di bidang ekonomi, program primadona seperti pemberantasan korupsi mengalami degradasi, publik mulai meragukan kemampuan Presiden dalam menyelesaikan masalah bangsa, serta berjaraknya antara harapan dan kenyataan yang ada.Mengenai figur alternatif, ia mengemukakan terdapat lima tokoh yang dapat dimasukkan dalam klasifikasi calon pemimpin alternatif 2009 kelas "divisi utama". "Sebagian adalah 'insiders' atau alumni Pilpres 2004, yaitu Megawati, Wiranto, dan Jusuf Kalla. Sebagian lagi adalah 'outsiders' atau pendatang baru, yaitu Sultan Hamengkubuwono X dan Sutiyoso," kata Denny.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007