... dicatat, NU bukan pendukung PKI. Setelah pemberontakan G 30 S/PKI, NU bahkan berada di garda terdepan menuntut pembubaran PKI...

Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) menegaskan NU bukan pendukung komunis seiring ada tuduhan yang menggiring pada isu itu.

"Di tahun politik ini ada saja yang menarasikan seolah-olah NU akan menjadi pendukung Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunisme) baru kalau Jokowi menang Pilpres. Ahistoris dan ilusif," kata Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PB NU, Robikin Emhas, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, narasi itu keliru sebagaimana didasarkan NU di masa Bung Karno berkuasa pernah mendukung Nasakom.

"Perlu dicatat, NU bukan pendukung PKI. Setelah pemberontakan G 30 S/PKI, NU bahkan berada di garda terdepan menuntut pembubaran PKI," kata dia.

Menurut dia, NU saat itu berhadapan langsung dengan PKI karena paham Islam ahlu sunnah wal jamaah dan visi kebangsaan yang dianut NU tak memberi ruang bagi tafsir PKI terhadap sila pertama Pancasila dan pemberontakan yang dilakukan PKI.

Sejarah mencatat, kata dia, dukungan NU terhadap Nasakom pada era demokrasi terpimpin kala itu selain atas pertimbangan keutuhan NKRI, justru sebagai bandul politik untuk membendung laju komunis yang kala itu pengaruhnya makin meluas.

Ia mengatakan, pada era itu NU menempatkan diri menjadi benteng Islam dari kemungkinan ancaman komunis. Apalagi NU di masas itu bisa disebut sebagai satu-satunya kekuatan politik Islam usia pembubaran Masyumi karena terlibat PRRI/Permesta.

Emhas berpendapat di tahun politik tidak ada larangan bagi warga negara untuk meramaikan politik elektoral, baik Pileg maupun Pilpres. Tapi jangan ramaikan dengan kabar bohong, ujaran kebencian dan berita palsu.

"Agar fastabiqul khairat. Berlomba-lombahlah dalam berbuat kebaikan, dengan cara yang baik," kata dia.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019