Manado (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) mengatakan masih ada 494 warga terisolir di Desa Batubulan, Kecamatan Siau Barat Utara, Sulawesi Utara, karena jalur darat terputus oleh guguran lava dari Gunung Karangetang dan gelombang laut tinggi yang terus terjadi.
"Warga korban erupsi Karangetang yang terisolir itu, belum bisa dievakuasi karena kondisi yang tidak memungkinkan, tetapi sedang diupayakan supaya bisa dipindahkan," kata Kepala BPBD Sitaro Bob Waten di media centre Ondong, Manado, Jumat.
Ia mengatakan untuk menolong warga yang terisolir akibat bencana tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sitaro melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Sosial dibantu Basarnas, Tagana, TNI dan Polri terus mengirimkan bantuan logistik untuk membantu bertahan hidup.
Bantuan logistik yang diberikan antara lain makanan dan keperluan lainnya. Sedangkan upaya menyelamatkan warga yang terisolir sedang dimatangkan supaya tidak membahayakan ketika akan melakukan evakuasi.
"Saat ini angin sedang kencang dan tinggi gelombang tidak memungkinkan perahu maupun kapal bersandar di dermaga, terlalu berbahaya dan bisa membahayakan nyawa kalau nekat mendekati kampung tersebut," kata Waten.
Waten mengatakan berdasarkan data yang terkumpul saat ini, jumlah pengungsi bertambah mencapai 195 orang.
"Jumlah pengungsi sudah mencapai 195 orang dari 55 kepala keluarga dengan rincian, ada di shelter BPBD Siau sebanyak 122 jiwa, terdiri dari 65 laki-laki, 57 wanita. Kemudian di SD GMIST Batubulan berjumlah 44 jiwa, terdiri dari 21 laki-laki dan 23 perempuan," katanya.
Selain itu ada juga warga Batubulan yang mengungsi dan menumpang di kediaman keluarganya sebanyak 29 jiwa, terdiri dari 13 laki-laki dan 16 perempuan serta ada yang masih di Batubulan.
Baca juga: Lava Gunung Karangetang mengalir sampai ke laut
Baca juga: Gunung Karangetang masih luncurkan lava
Pewarta: Jorie MR Darondo
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019