Yangon (ANTARA News) - PM Myanmar Letjen Soe Win, yang sakit parah selama lebih dari satu tahun telah masuk di unit gawat darurat sebuah rumah sakit Yangon, kata sumber-sumber, Rabu. Soe Win, yang tiba di Yangon, Senin dari Singapura di mana ia mendapat perawatan medis karena menderita sakit yang tidak disebut namanya, dijenguk oleh tiga pemimpin senior negara itu termasuk Jenderal Senior Than Shwe di rumah sakit Mingalardon, Selasa. Diduga keras bahwa Soe Win pulang ke Myanmar untuk mati. Kematiannya tidak akan mengganggu pemerintah Myanmar karena perdana menteri adalah jabatan yang umumnya seremonial dalam diktator militer, kata para pengamat seperti dikutip DPA. Para penguasa militer Myanmar sejak lama mendapat perawatan medis di Singapura, satu pusat medis bagi Asia Tenggara, karena perawatan kesehatan yang buruk di negara mereka sendiri. Than Shwe, yang memimpin Dewan Negara untuk Perdamaian dan Pembangunan juga menjalani pengobatan di Singapura. Menurut sumber-sumber diplomatik di Bangkok, Than Shwe, 74 tahun berada di Singapura Senin, hari yang sama Soe Win pulang ke Yangon. "Ini adalah alasan ia tidak dapat bertemu dengan utusan khusus PBB Ibrahim Gambari, kata seorang diplomat senior Eropa. Utusan khusus PBB itu berada di Naypyidaw, ibukota baru junta militer, Senin dengan harapan bisa bertemu dengan Than Shwe. Ia akhirnya baru bisa bertemu, Selasa. Gambari tiba di Yangon, Sabtu untuk satu misi menilai situasi politik setelah penindakan tegas dan kejam terhadap para pengunjukrasa yang dipimpin para biksu di Yangon pekan lalu yang menewaskan 10 orang, kata pemerintah Myanmar.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007