Ternyata masalah utamanya ada pada akuntabilitas dan transparansi yang masih rendah sehingga ke depan perlu ditingkatkan
Jakarta (ANTARA News) - Riset yang dilakukan secara khusus oleh Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa tingkat kemampuan usaha koperasi Indonesia untuk menuju persaingan global masih rendah sehingga perlu adanya upaya pembenahan.
“Ternyata masalah utamanya ada pada akuntabilitas dan transparansi yang masih rendah sehingga ke depan perlu ditingkatkan,” kata Peneliti Ahli Utama Kementerian Koperasi dan UKM, Dr. Johnny W. Situmorang dalam paparannya di Jakarta, Kamis.
Pihaknya melakukan penelitian terhadap implementasi Good Corporate Governance (GCG) Koperasi dengan studi kasus Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Indonesia yang dilakukan belum lama ini.
Dalam globalisasi, kata dia, penerapan Good Corporate Governance menjadi faktor penentu keberhasilan dunia usaha. Oleh karena itu, kata dia, penelitian ini merekomendasikan supaya pemerintah mengeluarkan regulasi diantaranya berupa Peraturan Pemerintah (PP) dan Pemerintah Daerah dalam hal diharapkan melakukan upaya peningkatan kapasitas (pelatihan), penyuluhan, dan penelitian.
“Penelitian sangat penting bagi koperasi untuk menjamin pengembangan inovasi yang menjadi tuntutan utama dalam pengembangan usaha,” papar Johnny.
Tidak hanya itu, penelitian mengharuskan pemerintah mengeluarkan regulasi untuk mendukung pengembangan digitalisasi koperasi guna menghadapi era revolusi teknologi 4.0.
“Menghadapi revolusi teknologi 4.0 tidak hanya literasi teknologi yang dibangun, tapi juga SDM harus dibuka pola pikirnya sehingga tujuan revolusi bisa tercapai,” ujar Asdep Penelitian dan Pengkajian KUMKM Kemenkop UKM, Chistina Agustin menambahkan.
Penelitian implementasi Good Corporate Governance (GCG) Koperasi dengan studi kasus Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Indonesia ini dilakukan di empat wilayah yakni Samosir (Sumut), Sanggau (Kalbar), Semarang (Jateng), dan Gorontalo.
Penelitian melibatkan 35 KJK dan 90 pengelola KJK yang berasal dari empat wilayah tersebut. Dengan menggunakan teknik "purposive sampling" untuk wilayah penelitian dan "random sampling" untuk KJK pada kerangka sampling NIK.
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui performa dan mengetahui sejauh mana penerapan GCG koperasi Indonesia. Sedangkan manfaat yang diambil yakni penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi kemajuan koperasi Indonesia.
“Selain itu, ini sebagai masukan untuk merumuskan kebijakan pembangunan perkoperasian, khususnya dalam rangka penguatan kelembagaan koperasi Indonesia,” tutup Chistina.
Baca juga: Menkop dukung Forum Komunikasi Koperasi Besar bentuk Cooperative Incorporated
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019