Jakarta (ANTARA News) - Limbah yang diduga berasal dari sebuah mal di kawasan Cibubur, mencemari Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Pramuka Cibubur, Jakarta Timur.

Kepala Buperta Cibubur Supriyadi yang dihubungi dari Jakarta, Kamis, mengatakan pencemaran aliran air yang melintasi kawasan Buperta Cibubur hingga menimbulkan bau menyengat tersebut memang terjadi dan dugaannya berasal dari mal Cibubur Junction serta usaha di dekat kawasan itu.

"Iya benar kita sudah menyelidiki gorong-gorongnya dari mal dan sekitaran. Baunya itu menyengat dan kalau musim hujan ini debitnya kan semakin besar, lalu kemarin ada kayu yang menyumbat, akhirnya meluap memenuhi areal hutan yang menjadi daerah resapan," kata Supriyadi.

Supriyadi menduga aliran air Bumi Perkemahan Cibubur mengalami pencemaran limbah sisa masakan dapur dari mal tersebut. Pencemaran itu telah berlangsung lama namun tak ada yang mempermasalahkan.

"Ini berlangsung lama, mungkin sejak mal itu dan usaha-usaha lainnya berdiri karena aliran sungai kan dari dulu sudah ada, tapi mereka tidak membuat alirannya sendiri, tidak ada yang mempermasalahkan," tuturnya.

Akibat pencemaran ini, lanjut dia, selain menimbulkan bau yang menyengat, kualitas tanah di Bumi Perkemahan yang juga kerap kali dipakai pendidikan alam untuk anak-anak juga terdampak.

"Karena ini juga saya dapat informasi selama ini ketika mereka berhalang rintang merasa gatal-gatal, lalu saluran air itu jika kita akan lakukan pengembangan tidak layak jadinya. Ya bagaimana tidak, limbahnya saja sudah sebegitu banyak," ujar Supriyadi yang baru sekitar dua bulan menjabat kepala Buperta Cibubur.

Pada Senin (11/2) pihak Buperta akan melakukan mediasi dengan pihak mal dan mengundang unsur pemerintah setempat, Kepolisian dan TNI untuk menyelesaikan hal ini secara kekeluargaan.

"Jumat besok kami akan gali dengan traktor untuk pembuktian sampelnya yang akan dibawa saat mediasi dengan foto dan videonya terkait pencemaran. Ini saya akan pertanyakan kepeduliannya soal lingkungan," kata Supriyadi.

Supriyadi mengatakan mediasi tersebut dilakukan demi mencari titik temu secara baik-baik dengan harapan muncul kepedulian dari pihak-pihak terkait untuk mencintai lingkungan.

"Kami mau selesaikan ini secara baik-baik walau sebenarnya bisa saja saluran itu kami tutup, namun kan tidak baik nantinya keras-kerasan. Makannya kami mau tagih kepedulian soal lingkungannya bagaimana," katanya.

Supriyadi mengharapkan persoalan ini bisa selesai secepatnya, alasannya demi persiapan Buperta Cibubur untuk bisa menggelar Jambore Nasional Pramuka 2021 mendatang.

"Ya kami harap bisa selesai agar bisa menggelar Jambore Nasional, lebih dari itu untuk jangka panjang juga ini kan sebagai salah satu kawasan yang kita butuhkan sebagai kawasan hijau dan harusnya kita banggakan karena menjadi hutan di dalam kota," ujarnya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019