Jakarta (ANTARA News) - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XVI menggandeng PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk memperoleh kredit modal kerja sebesar Rp306 miliar dari PT BRI. "Ini merupakan suatu pola kerjasama yang baru dilakukan. Kredit diberikan kepada PTPN XIV, tapi tidak langsung. Kita berikannya lewat RNI. Karena kalau langsung ke PTPN XIV, kita tidak boleh. Dia masih punya kredit macet di Bank Mandiri yang belum direstrukturisasi," kata Direktur Bisnis BRI, Sudaryanto Sudargo, di sela-sela penandatanganan perjanjian kredit ketiga pihak di Gedung BRI, Kamis. Menurut dia, meski RNI sebagai penerima kredit, PTPN XIV tetap sebagai penjamin pinjaman tersebut. Dia menjelaskan, pinjaman tersebut merupakan bagian dari dukungan BRI pada program revitalisasi industri gula nasional, dimana Bank BUMN itu memberikan pinjaman dalam dua tahap, yaitu kredit modal kerja Rp306 miliar dan tahap kedua kredit investasi untuk pabrik gula sebesar Rp150 miliar. "Tahap pertama untuk menanam benih tebu baru yang unggul yang dilakukan oleh tiga pabrik gula. Barangkali delapan sampai 12 ribu hektar. Tahap kedua, investasi untuk revitalisasi pabrik-pabrik gula. Itu yang Rp150 miliar. Supaya mereka bisa giling sempurna dan rendemen tinggi," katanya. Ketiga pabrik gula tersebut merupakan milik PTPN XIV, yaitu Pabrik Gula (PG) Takalar, PG Camming, dan PG Bone. Secara keseluruhan, BRI akan menyiapkan sekitar Rp9,7 triliun hingga 2009 untuk meningkatkan produksi gula nasional dari 2,3 juta ton menjadi 3,3 juta ton. "Dalam program kita ada enam PTPN yang akan kita biayai untuk revitalisasi ini. PTPN IX, dan XI sudah masuk. PTPN VII dan X juga sudah, tapi ada juga dari Bank Mandiri, nanti kami koordinasikan. Jadi empat itu sudah masuk proposal, sedang dalam proses. Pokoknya total enam PTPN, plus RNI, plus perusahaan-perusahaan di luar PTPN," katanya. Dia mengatakan, selain Bank Mandiri, BRI juga akan menjajaki koordinasi pembiayaan dengan BNI, Bank Mega dan Bank Bukopin. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007