Pontianak (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Pontianak memperkirakan potensi kehilangan pendapatan kalangan dunia usaha karena pemadaman bergilir yang dilakukan PLN Cabang Pontianak diperkirakan mencapai Rp2 miliar per hari. "Potensi pendapatan yang hilang itu karena saat ini menjelang lebaran dan merupakan peluang kalangan usaha untuk meningkatkan penjualan," kata Ketua Apindo Kota Pontianak, Andreas Acui Simandjaya di Pontianak, Kamis. Ia mengatakan, para pengusaha terpaksa membeli generator set (genset) sebagai antisipasi kalau terjadi pemadaman bergilir. Namun, lanjutnya, pembelian itu juga harus diikuti perawatan dan biaya bahan bakar. "Pengeluaran itu sudah pasti mengurangi pendapatan para pengusaha yang mulai pulih setelah terpuruk cukup lama," kata Acui. Sementara pengusaha sebagian besar memiliki pinjaman di bank yang angsuran dan bunga harus dibayar setiap bulan. Dampak paling buruk dari semakin seringnya pemadaman bergilir adalah pemutusan hubungan kerja karena pengusaha tidak mampu menekan pengeluaran. Menurut Acui, buruknya layanan pasokan energi ke masyarakat tidak terlepas dari lemahnya strategi nasional pemerintah untuk mengatasi kebutuhan listrik. "Pemerintah pernah berencana melakukan pembelian mesin dan peningkatan panjang jaringan listrik. Tapi sampai sekarang hal itu belum terwujud," kata Acui. Hal itu juga diperparah dengan monopoli yang dilakukan PLN dalam menyalurkan energi listrik. Acui juga menyayangkan sikap pemerintah daerah yang cenderung melepaskan tanggungjawab masalah kelistrikan ke PLN. Menurut dia, pemerintah daerah memiliki nilai tawar yang dapat dioptimalkan untuk memperjuangkan kondisi listrik di Kalbar. "Pemerintah daerah merupakan wakil dari pemerintah pusat. Harusnya pemerintah daerah menjadi `mata` dan `telinga` pemerintah pusat di Kalbar," kata Acui. Ia yakin, rakyat akan berada di belakang pemerintah daerah untuk memperjuangkan peningkatkan layanan energi listrik di Kalbar.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007