IAIN Palu menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, nilai-nilai kearifan lokal yang ada di daerah ini, termasuk di Kabupaten Sigi. Karena itu, konsep bangunan gedung akan mengadopsi beberapa model rumah adat di Sigi dan sekitarnya

Palu, (ANTARA News) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, memadukan Islam dan aspek budaya dalam merancang gedung kuliah di kampus II, di Kabupaten Sigi.

Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi, M. Pd, di Palu,Selasa, menjelaskan pihaknya akan melangsungkan pembangunan dua gedung perkuliahan berlantai tiga dengan kapasitas 24 ruang kelas belajar, di Desa Pombewe Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi pada 2019, pascabencana gempa dan likuifaksi menghantam kabupaten tersebut.

"IAIN Palu menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, nilai-nilai kearifan lokal yang ada di daerah ini, termasuk di Kabupaten Sigi. Karena itu, konsep bangunan gedung akan mengadopsi beberapa model rumah adat di Sigi dan sekitarnya," kata Rektor.

Dia mengemukakan, mengadopsi model beberapa rumah adat dalam rancangan bangunan gedung IAIN Palu di kampus II, sebagai bentuk komitmen dalam pelestarian budaya atau kearifan lokal daerah tersebut.

Karena itu, pakar manajemen pendidikan itu mengemukakan, keberadaan kampus II di Kabupaten Sigi adalah milik warga kabupaten tersebut secara umum.

Dengan demikian, masyarakat daerah tersebut bertanggung jawab untuk merawat dan menjaga gedung serta sarana lainnya yang ada di wilayah kampus II.

"Konsep desain tersebut, artinya bahwa masyarakat terwakili di situ. Masyarakat ada di situ. Olehnya, peran masyarakat setempat untuk merawat kampus sangatlah penting," kata Sagaf.

Sedangkan, Wakil Ketua Umum MUI Sulawesi Tengah itu berharap dukungan penuh masyarakat setempat bersama-sama IAIN Palu mengembangkan perguruan tinggi yang nantinya akan menjadi ikon Kabupaten Sigi.

Terkait hal itu Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Perencanaan IAIN Palu, Dr Kamaruddin mengemukakan, IAIN Palu menggunakan dana dari SBSN kurang lebih senilai Rp 25 miliar.

Terkait rancangan bangunan gedung yang mengakomodasi model rumah adat, ia menilai, hal itu adalah keharusan, sebagai pelibatan masyarakat dalam pengembangan kampus.

"Konsep ini sudah masuk, ada beberapa model rumah adat yang salah satunya nanti akan menjadi model dalam desain gedung kuliah IAIN Palu," ujar Kamaruddin.

Ia mengatakan CV Explorer Consultant selaku konsultan perencanaan pembangunan dua gedung tersebut telah menyiapkan enam desain bangunan gedung tersebut yang memadukan konsep Islam dan budaya.

Mengenai budaya, terdapat sedikitnya tiga model bangunan rumah adat di Sulawesi Tengah masuk dalam rencana desain gedung kuliah IAIN Palu di Sigi. Pertama, Rumah Adat Lobo oleh Suku Kaili di Kulawi Kabupaten Sigi. Kedua, Rumah Adat Sou Raja oleh Suku Kaili di Kota Palu dan Rumah Adat Tambi oleh Suku Lore di Lembah Besoa.

Sementara untuk desain bangunan gedung dengan mengadopsi konsep Islam, bercermin pada bangunan gedung salah satunya yaitu Zam-zam Towerdi wilayah Mekkah, Arab Saudi.

Selain mengadopsi konsep tersebut, IAIN Palu juga merancang bangunan gedung tersebut tahan gempa.

Hal itu dengan pertimbangan wilayah Kabupaten Sigi dilalui oleh Sesar Palu Koro.

Sagaf menegaskan, bangunan dua gedung kuliah tersebut harus bertahan lama, dan tidak mudah rusak saat gempa mengguncang.

Karena itu, menurut dia, tim perencanaan dan konsultan perencana pembangunan dua gedung tersebut, tidak boleh menyelenggarakan perencanaan pembangunannya biasa-biasa saja.

"Jadi jangan desainnya atau perencanaan pembangunan dua gedung kuliah itu biasa-biasa saja. Tidak boleh. Harus di rancang tahan gempa dan bertahan hingga puluhan tahun," ujar Sagaf Pettalongi.

Baca juga: Bank Pembangun Asia minta konstruksi bangunan kampus IAIN Palu tahan gempa

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019