Bandarlampung (ANTARA News) - Mahasiswa berwirausaha merupakan salah satu kegiatan yang tidak asing lagi terjadi di lingkungan kampus. Muda dan status mahasiswa bukanlah penghalang bagi beberapa mereka untuk menjalankan usaha di tengah kesibukkan aktivitas menuntut ilmu.

Akan tetapi pada era teknologi saat ini, berwirausaha tidaklah cukup untuk mengembangkan usaha. Perlu adanya penggunaan teknologi sebagai salah satu sarana pendobrak usaha.

Dr Arief Sugiono, S.sos, M.Si salah seorang pengajar dan penggiat ekonomi kreatif di Universitas Lampung mengatakan, saat ini berwirausaha saja tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan zaman yang semakin maju sehingga perlu adanya startup entrepreneur dimana seorang wirausahawan melaksanakan kegiatan wirausaha dengan menggunakan sentuhan teknologi dalam berbagai aspek agar usaha yang digeluti berjalan dengan baik.

Kisah sukses dalam memanfaatkan teknologi datang dari beberapa mahasiswi Universitas Lampung, salah satunya adalah Ulfa Islami Hidayat (21) seorang wirausahawan muda yang memulai usahanya sejak tahun 2013 silam.

"Muda berwirausaha siapa takut", merupakan salah satu slogan yang mendorong dirinya berani berwirausaha.

Ingin mandiri dan tidak terlalu bergantung kepada orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya sebagai anak kos menjadi salah satu motivasi mahasiswi jurusan Hubungan Internasional ini untuk terus berinovasi dan mulai melirik berbagai peluang usaha.

Mengandalkan sebuah smartphone, akun media sosial, dirinya merintis usaha pertamanya dengan membuka jasa pemesanan barang dari Jepang yang didapatnya dari salah satu teman yang bermukim di Jepang dan diperjualbelikan kembali di wilayah Lampung dan sekitarnya.

Ia menjelaskan, awalnya nekad atau bisa dikatakan "by accidental", karena tanpa ada kartu ATM dan juga belum mengerti sepenuhnya bagaimana jualan online. Dia coba-coba membuka order berbagai barang dari Jepang yang didapat dari kawannya. Kebetulan saat itu agak susah membeli barang dari luar negeri, sehingga dimanfaatkan momentum itu buat membuka PO (pre-order).

Tidak berhenti di situ peluang usaha lainnya sempat dicicipi oleh Ulfa guna menambah modal untuk membangun usaha online shop yang saat ini tengah digeluti.

Hingga suatu saat dirinya melihat peluang usaha penjualan pakaian kustom menjanjikan dipilih sebagai produk andalannya, bermodalkan jejaring relasi di media sosial ditambah dengan kecakapan membuat desain dan sablon yang didukung dengan penggunaan aplikasi teknologi menjadi salah satu modal utama dirinya untuk merintis usaha online shop, yang rerata bahan bakunya diambil dari pulau Jawa.

Dengan target pemasaran kawula muda, produk utama yang dihasilkan meliputi pakaian, dan jaket kustom dengan desain yang dirancang sendiri.

Produk utamanya yaitu kaos, pakaian, jaket kustom. Jadi pembeli itu milih model dan warna seperti apa terus desain gambar kaos atau jaket yang bagaimana, kemudian langsung dirancangnya sendiri menggunakan aplikasi desain dan disablon sendiri.

Mahasiswi lain yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk berwirausaha yang juga telah menjadi Startup Entrepreneur di tengah kesibukan kuliah, adalah Mia (21) dengan memanfaatkan teknologi berupa media sosial sebagai salah satu sarana komunikasi dan promosi kepada pelanggan.

Mia mengakui, mulai berjualan sejak dari SMA dan binder (buku catatan) kustom jadi produk andalannya, karena era SMA ia melihat binder itu biasa saja tidak ada yang motif-motif.

Karena mengambil produk dan printing di Jawa makanya memanfaatkan media sosial untuk memperlihatkan hasil produk. Bukan cuma itu lewat media sosial juga bisa promosi, transaksi jual beli dan buka onlineshop tanpa repot apalagi sekarang dikirimkan lewat jasa pengirimian berbasis aplikasi tambah mudah.

Mahasiswi lain yang juga ikut memanfaatkan teknologi sebagai salah satu sarana pendorong usahanya adalah Anggi Mareta (23) yang sudah sejak sekolah dasar belajar berwirausaha.

Menurut Anggi dirinya sangatlah terbantu dengan adanya teknologi untuk memasarkan hingga mengirimkan produk kepada pelanggan karena saat ini era telah berganti menjadi era digitalisasi teknologi.

Anggi menjelaskan, kalau berwirausaha itu sudah sejak sekolah dasar karena keluarga suka berwirausaha. Tapi untuk menjadi startup entrepreneur? baru aktif 3 bulan ini membuat online shop dengan produk buket bunga hasil kreativitas sendiri.

Menurut Anggi, teknologi itu sangat membantu untuk melakukan berbagai kegiatan usaha dari promosi, pembelian dan pemesanan bahan baku, transaksi jual beli hingga saat produk dikirim ke pelanggan. Dulu waktu SMA usaha flanel juga tapi tidak selaris dan semudah sekarang setelah ada teknologi.

Dari beberapa mahasiswa yang melakukan wirausaha tersebut, ternyata dalam pelaksanaan kegiatan startup entrepreneur teknologi tidak dapat dipandang sebelah mata karena hampir keseluruhan proses usaha dari awal hingga barang sampai ke pelanggan tidak jauh dari penggunaan teknologi.

Salah satu contohnya dari segi produksi teknologi sangatlah berperan dalam pembuatan dan pengkajian refrensi desain, untuk promosi memanfaatkan adanya media sosial, pengiriman dapat memanfaatkan berbagai jasa pengirimian berbasis aplikasi, dan yang terakhir guna membantu transaksi jual beli kebanyakan wirausahawan memanfaatkan layanan e-banking.

Maraknya mahasiswa yang mulai berani berwirausaha sejak dini dan ditopang oleh kemajuan teknologi membuat kawula muda semakin mantap, mandiri untuk berkreativitas tanpa batas ditengah perkembangan zaman.

Dengan banyaknya mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan wirausaha maka mahasiswa diharapkan mampu mengurangi pengangguran dan mampu membuat lapangan usaha baru, guna bersama membangun bangsa ditengah era globalisasi teknologi.

Baca juga: Pedasnya makaroni berbuah manis bagi Mariesa
Baca juga: Kontrak Hukum hadir untuk pelaku bisnis startup dan UKM

Pewarta: Triono Subagyo
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019