Wasior (ANTARA News)- Ratusan Umat Kristen di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Selasa, berkumpul di taman kota Wasior merayakan ulang tahun Pekabaran Injil (PI) di Tanah Papua.
Perayaan HUT PI ini diisi dengan ibadah syukur. Jemaat dari berbagai dedominasi gereja di daerah ini berkumpul di Taman Masasoya Topai Wasior tersebut.
Bupati Teluk Wondama Bernadus Imburi dalam kesempatan tersebut mengimbau, pentingnya gereja dan pemerintah untuk selalu seiring sejalan dalam pelaksanaan pembangunan di tanah Papua demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
"Tanah Papua ini harus dibangun dengan kasih. Tanah Papua harus dibangun dengan hikmat Tuhan, tetapi juga kasih sebab manusia Papua mengenal terang karena agama, karena gereja. Maka itu gereja harus bersatu bekerja sama dengan pemerintah membangun tanah dan negeri ini," ujarnya.
Bupati mengatakan, Injil yang pertama kali diberitakan bagi orang asli Papua oleh dua misionaris asal Jerman pada 5 Februari 1855 di Pulau Mansinam Manokwari yakni Ottow dan Geisler telah membawa pembaharuan hidup dan peradaban bagi orang Papua.
Kuasa Injil telah mengantarkan orang Papua dari kehidupan lama yang penuh kegelapan menuju peradaban baru yang dipenuhi terang dan kebaikan.
Oleh karena itu, kata Bupati, sudah sepantasnya orang Papua terutama umat Kristen selalu bersyukur dan berterima kasih atas berkat Injil yang bersumber dari Tuhan Sang Pencipta Semesta.
Salah satu bentuk syukur itu adalah dengan rajin beribadah setiap hari, termasuk beribadah di gereja pada setiap hari Minggu.
"Gereja harus penuh setiap hari, jangan hanya hari raya seperti ini, tetapi gereja harus penuh untuk kita terus memupuk kebersamaan dan iman akan Yesus Kristus," kata Bupati.
Ibadah Hari Masuknya Injil ke-164 tahun diisi dengan penampilan fragmen yang mengisahkan tentang peralihan kehidupan manusia Papua dari zaman yang penuh kegelapan dan kuasa roh jahat menuju peradaban baru yang penuh hikmat dan suka cita dengan adanya pemberitaan Injil.
Baca juga: Kapolda: perayaan HUT Pekabaran Injil Mansinam Manokwari aman
Pewarta: Toyiban
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019