Padang (ANTARA News) - Konsumen di Sumbar diingatkan, tidak semua produk impor baik untuk dikonsumsi, dan butuh waktu menumbuhkan cinta terhadap produk dalam negeri. "Kita ajak masyarakat agar jangan terlalu terpengaruh dengan berbagai produk kemasan asal luar negeri, baik untuk dikonsumsi, kosmetik atau barang mainan anak-anak," kata Ketua YLKI Sumbar, Dahnil Aswad, di Padang, Rabu. Menurut dia, sudah saatnya konsumen mencintai produk dalam negeri sendiri yang hasilnya juga tidak kalah dengan negara lainnya dan kehalalan bahan kandungannya cukup jelas. Sebab, belakangan berbagai kasus ditemukan produk luar negeri yang mengandung bahan berbahaya terhadap kesehatan konsumen dan dampak terhadap generasi mendatang cukup besar. Produk makanan, seperti permen bercampur formalin, makanan kaleng kadaluwarsa dan mainan anak-anak asal impor yang mengandung virus merusak kesehatan. Dahnil juga menyarankan, terhadap produk dalam negeri perlu juga diteliti saat membeli karena banyak juga ditemukan produk yang tidak memiliki izin resmi. Selain tak ada label resmi, juga banyak ditemukan produk makanan yang kadaluwarsa beredar di pasaran. Untuk itu, kata Dahnil, masyarakat dihimbau agar tetap berhati-hati dan selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap anak dan keluarga supaya tidak mengkonsumsi makanan yang kadaluarsa. Produk-produk baru asal luar negeri, kini banyak beredar pada tingkat konsumen di pedesaan, apakah itu makanan atau kosmetik. "Masyarakat pedesaan sangat berpotensi terjebak memakan produk kadaluwarsa, karena minimnya pengetahuan mereka tentang kesehatan," katanya dan menambahkan, konsumen di perkotaan sudah mulai cerdas dan teliti memilih produk yang layak dikonsumsi. Ke depan YLKI Sumbar telah menetapkan program sosialisasi produk-produk ilegal dan cara mengetahuinya hingga ke tingkat konsumen di pedesaan dan rencana tersebut sudah mendapat dukungan Pemprov Sumbar. Ia juga berharap, razia dilakukan Dinkes, Disperindag dan BPOM mesti menyentuh pasar-pasar tradisional tingkat pedesaan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007