Tulus mengaku panik karena akan berhadapan dengan penonton yang memiliki antusiasme tinggi pada konser yang digelar di Istora Senayan, besok.
"Awalnya ketika saat tahu tiket itu habis dalam waktu yang cepat, saya senang yah. Tapi senangnya cuma sebentar 5 sampai 10 menit selebihnya saya panik dan tidak bisa tidur, karena begitu banyak yang antusias untuk menonton konser saya besok," ungkapnya saat ditemui di hard Rock Cafe, Jakarta Selatan, Selasa.
Pria bernama lengkap Muhammad Tulus itu, memulai karir bermusik sejak tujuh tahun lalu. Ia menggelar konser itu sebagai bentuk apresiasi kepada penonton yang telah menerima karyanya, sebagai penyanyi maupun pencipta lagu.
"Saya tidak pernah lupa memulai perjalan saya seperti apa dulu. Saya tidak mempunyai ekpektasi lebih, namun saya sadar dititipi bakat untuk bisa menulis lagu dan bernyanyi," ujar Tulus.
Tulus menceritakan, awal konser tunggalnya digelar dengan skala kecil pada 2011 yang dihadiri keluarga dan sahabat di Bandung, Jawa Barat. Acara itu menjadi titik penting yang memupuk rasa percaya diri Tulus untuk berkiprah sebagai musisi.
"Jadi dulu tahun 2011, saya itu bikin konser tunggal pertama kali di Bandung dengan skala sangat kecil. Pada saat itu yang datang teman-teman dan keluarga saya, meski konser itu terbilang kecil namun energinya bisa saya rasakan sampai sekarang. Rasa percaya diri saya sebagai seorang pemusik itu lahir pada waktu itu," ungkapnya.
Konser awal yang dihadiri keularga dan teman itu hanya disaksikan kurang dari 200 orang, namun kini Tulus mempunyai banyak penggemar di seluruh Indonesia.
"Besok adalah konser tunggal saya yang terbesar dalam perjalanan saya selama di musik Indonesia, yang akan disaksikan oleh ribuan pengemar saya di seluruh Indonesia," ujarnya.
Pada konser itu akan ada 23 lagu dengan durasi kurang lebih dua jam. Pintu akan mulai dibuka pada pukul lima sore guna menghindari antrean yang panjang.
Baca juga: Tiket konser Monokrom Tulus ludes terjual dalam 3 jam
Baca juga: Konser Monokrom Tulus, wujud apresiasi kepada pendengar setia
Baca juga: Ribuan penonton bernyanyi bersama Tulus di konser Monokrom
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019