"Aksi peduli ini direncanakan pada Sabtu dan Minggu tanggal 9-10 Februari 2019, menampilkan sejumlah kesenian di lima lokasi wisata di Kota Pariaman agar dapat disaksikan oleh para wisatawan," kata Ketua Forum Batajau Seni Piaman, Muhammad Fadhli di Pariaman, Selasa.
Ia mengatakan aksi peduli ini merupakan respon yang bersifat spontan setelah mendengar kabar ada remaja di Padang Pariaman yang sedang berjuang melawan kanker tulang stadium IV.
Kegiatan ini sengaja digelar di sejumlah lokasi wisata agar wisatawan tidak saja dapat menikmati keindahan objek wisata di Pariaman, namun juga menonton seni tradisi dan diharapkan ikut menyumbang untuk Intan.
"Kami merasa tergerak untuk menghimpun donasi setelah mengetahui kondisi Intan yang menderita kanker tulang, dan akhir-akhir ini terpaksa dirawat di rumahnya karena keterbatasan biaya," kata dia.
Kelompok seniman merasa harus berbuat sesuatu melalui keterampilan seni yang dimiliki untuk menggerakan kepedulian sesama ikut membantu penyembuhan Intan yang berasal dari Nagari Bisati Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman.
Pihaknya sudah bersepakat semua donasi yang terkumpul nantinya 100 persen akan disalurkan kepada keluarga Intan, sedangkan untuk operasional penampilan seni tradisi ini akan dibebankan kepada anggota masing-masing.
Koordinator Pelaksana Forum Batajau Seni Piaman Peduli, Ribut Anton Sujarwo mengatakan meskipun kegiatan ini dijawalkan pada Sabtu dan Minggu, namun sumbangan dari berbagai pihak sudah mulai mengalir.
"Hingga hari ini dana yang sudah terkumpul untuk Intan mencapai Rp2 juta diharapkan akan terus bertambah," harapnya.
Sementara salah seorang keluarga Intan, Anas mengaku sangat bersyukur atas adanya perhatian dari sejumlah pihak untuk membantu kesembuhan Intan.
"Kami sangat berterima kasih karena bantuan baik materil dan moril ini sangat membantu untuk kesembuhan intan," katanya.
Sebelumnya Intan Kasih Kirana remaja usia 14 tahun menderita kanker tulang stadium IV terpaksa dirawat di rumahnya di Nagari Bisati Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman karena terkendala biaya.
Ayah Intan, Joni Indra mengatakan sudah pernah merawat Intan selama tiga bulan dan sekali kemoterapi di RSUP M. Djamil Padang yang biayanya dari Jaminan Kesehatan Nasional.
Namun pihaknya tidak sanggup melihat kondisi anaknya pascakemoterapi dan besarnya biaya keluarga yang harus bolak-balik menemani anaknya ke Kota Padang.
Akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk merawat Intan di rumah dan tidak melanjutkan kemoterapi kedua yang seharusnya dilaksanakan awal Januari 2019.*
Baca juga: Orang tua santri hancurkan gawai anaknya
Baca juga: Pusat Kajian Mazhab Syafi'i di Padang Pariaman diresmikan ustadz Abdul Somad
Baca juga: Penyulam tertua di Pariaman masih aktif berkarya
Pewarta: Miko Elfisha dan Adiat MS
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019