Dili (ANTARA News)- Seorang gerilyawan Timor Leste ditahan Rabu dan dituduh terlibat dalam kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa yang meletus di Dili tahun lalu, kata missi PBB. Vicente "Railos" da Conceicao termasuk di antara sejumlah pelaku utama dalam satu komplotan yang menimbulkan kekacauan pada April dan Mei tahun lalu yang masih belum dibongkar oleh para penyelidik. Paling tidak 37 orang tewas ketika pertempuran antar faksi faksi pasukan keamanan dan perkelahian geng-geng meletus setelah pemecatan para tentara yang membangkang. Ribuan tentara perdamaian asing dikirim untuk memulihkan situasi keamanan di negara itu. Da Conceico dan para pengikut sipilnya dituduh menerima senjata dari menteri dalam negeri mereka Rogerio Lobato, yang dipenjarakan karena perannya dalam mendistribusikan senjata, dan dibayar untuk membunuh para lawan politik mereka. Ia ditangkap berdasarkan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan 11 September 2007 atas tuduhan terlibat dalam kejadian pada 25 dan 26 Mei tahun lalu," kata missi PBB dalam sebuah pernyataan. Railos dituduh melanggar pasal 338 dan 55 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, berkaitan dengan pembunuhan, dan diperkrakan akan diadili di Dili hari ini," katanya. Da Conceicao dan 34 pengikutnya akhirnya menyerahkan senjata mereka -- 14 senapan --kepada PM (waktu itu) Jose Ramos Horta Juli tahun lalu dalam satu acara yang dihadiri ratusan orang di luar ibukota Dili. Mantan gerilyawan itu meminta maaf secara terbuka karena memiliki senjata dan menyatakan bahwa mereka tidak menggunakan senjata itu untuk melaksanakan perintah Lobato dan PM (waktu itu) Mari Alkatiri. Ramos Horta memuji kelompok tersebut pada saat itu karena memberikan satu contoh patriotisme di negara kecil itu, mengatakan mereka tidak menggunakan senjata mereka terhadap rakyat. Alkatiri mengundurkan diri sehubungan dengan kerusuhan itu. Ramos Horta menjadi perdana menteri sementara sampai Xanana Gusmao, mantan presiden negara itu memangku jabatan tersebut menyusul pemilu tahun ini. Pejabat penting PBB di Dili, Atul Khare menyambut baik penahahan terhadap Da Conceica sebagai satu tanda "komitmen kuat pihak berwenang Timor Leste untuk melaksanakan rekomendasi Komisi Khusus PBB mengenai Laporan Penyelidikan yang dikeluarkan Oktober tahun lalu." Komisi itu merekomendasikan bahwa Alkatiri harus diperiksa atas perannya dalam kerushan itu, tetapi para jaksa tidak menemukan bukti untuk mendukung tuduhan-tuduhan kriminal terhadapnya. Lobato, yang dipenjarakan Maret lalu, sejak itu pergi ke Malaysia untuk perawatan medis dan Dili meminta bantuan internasional untuk menjamin kepulangannya guna menjalankan masa hukuman tujuh tahunnya, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007