Pengemis itu duduk di halaman depan Vihara Dharma Sakti, sebagian ada yang duduk berjajar di pintu masuk, namun tidak menghalangi jalan bagi pengunjung yang akan masuk ke tempat ibadah itu.
Mereka umumnya berpakaian lusuh sambil membawa bungkusan plastik. Sebagian dari mereka mengisi waktu sambil berbincang, namun beberapa orang lainnya ada yang meminta "angpao" kepada pengunjung.
"Ke sini, biasanya dikasih angpao, dikasih makan, dikasih uang," kata Romlih (63 tahun) yang mengaku sehari-hari bekerja sebagai pemulung di Cakung, Jakarta Timur.
Lain halnya dengan Maskur (68), yang datang sejak Senin (4/1) pagi, dengan harapan bisa mendapat banyak angpao di kelenteng itu. Pria yang mengaku tidak memiliki pekerjaan itu, mengatakan sudah tujuh tahun terakhir selalu datang ke beberapa wihara di Taman Sari saat Imlek.
"Biasanya ada dikasih angpao. Jumlahnya tak pasti. Pernah sampai ratusan ribu (rupiah). Pernah juga cuma sedikit," kata Maskur yang mengenakan celana pendek dan kaus lusuh berwarna cokelat.
Deretan pengemis itu memang biasa datang ke wihara saat menjelang Tahun Baru Imlek karena sejumlah pengunjung memang membagikan rezeki, baik itu uang atau makanan.
"Menjelang Imlek memang mereka berdatangan karena berharap mendapatkan rezeki dari pengunjung yang bersembahyang," kata Abi, seorang pengurus Vihara Dharma Sakti, Selasa.
"Tapi malam ini tidak seperti malam tahun lalu yang penuh sampai ke pojok halaman," kata Abi.
Kendati demikian, situasi di dalam wihara terpantau aman dengan sejumlah petugas kepolisian dan TNI yang berjaga di pintu masuk dan halaman.
Pantauan Antara di lokasi, wihara tersebut tetap ramai pada malam hari dengan pengunjung dari kalangan muda hingga tua. Selain beribadah, ada juga yang datang untuk mengabadikan momen perayaan Imlek dengan mengambil video ataupun foto di dalam wihara.
Baca juga: Jabodetabek diprediksi hujan saat Imlek 2019
Baca juga: Vihara Dharma Bhakti ramai dikunjungi meski tengah malam
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019