Jakarta (ANTARA News) - Ratusan warga Poso, Sulawesi Tengah, masih mengungsi dan belum berniat kembali karena mengalami trauma akibat konflik antaragama pada tahun 2000 silam, yang belum diselesaikan secara tuntas. Harun Nyakitam, anggota tim pencari fakta kerusuhan yang juga warga Poso, ketika bersaksi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu, warga Poso sebagian besar mengungsi di Palu dan daerah sekitarnya. "Ada sekitar seratus kepala keluarga yang masih mengungsi," katanya. Harun menyampaikan hal itu ketika dimintai keterangan sebagai saksi dalam sejumlah kasus terorisme di Poso. Menurut Harun, warga Poso yang masih mengungsi sebagian besar beragama Islam yang terdesak ketika terjadi konflik antaragama pada tahun 2000. Konflik tersebut, menurut Harun, mulai membesar setelah sekelompok bernama Pasukan Merah melakukan penyerangan pada 23 Mei 2000. Aksi itu kemudian diikuti oleh aksi lain yang dilatarbelakangi niat balas dendam. Harun menyatakan konflik semacam itu menimbulkan ketakutan mendalam dan kerugian yang tak ternilai. Data keseluruhan dari pemerhati kerusuhan Poso, kata Harun, menyebutkan korban jiwa akibat konflik antaragama itu mencapai 2000 orang. "Semoga ke depan Poso damai," katanya. Selanjutnya Harun menyatakan, penyelesaian konflik di Poso belum tuntas karena masih banyak pelaku kekerasan yang tidak diproses hukum. Berdasar catatannya, hanya 70 pelaku kekerasan yang diproses di pengadilan dari sekitar 300 pelaku kekerasan yang ditangkap. "Hanya tiga yang dihukum berat," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007