Jakarta (ANTARA News) - Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) mengklarifikasi beredarnya informasi rencana deklarasi KAHMI-HMI pada calon presiden pada Pemilu 2019. "Bahwa undangan yang kami terima dari kanda Dr Akbar Tandjung adalah acara untuk peringatan 72 tahun kelahiran HMI, serta dimulainya pembuatan film Lafran Pane, sebagai pahlawan nasional, yang akan dihadiri Bapak Ir Joko Widodo Presiden RI," kata Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI, Hamdan Zoelva, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Acara itu akan digelar di rumah Tandjung, yang adalah penasehat HMI/KAHMI, di Jalan Purnawarman Nomor 18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Acara itu merupakan inisiatif tokoh ini.
Zoelva menjelaskan telah menyampaikan kepada Tandjung beberapa waktu lalu agar tidak ada acara deklarasi dukungan calon presiden saat acara itu. Hal itu disampaikan Majelis Nasional KAHMI saat bersilaturahmi ke rumah Tandjung, pada Jumat (1/2).
Pesan itu disampaikan untuk mengantisipasi agar KAHMI secara organisatoris tidak terseret kepada politik praktis serta untuk menjaga secara konsisten independensi organisasi.
"Beliau (Akbar) sangat memahami dan menyambut baik harapan dari Majelis Nasional KAHMI itu. Beliau menegaskan, tidak akan menggunakan institusi baik KAHMI maupun HMI untuk kepentingan politik praktis," tuturnya.
Kalaupun akan dilaksanakan deklarasi dukungan pada capres tertentu, kata dia, Tandjung setuju menggunakan nama "Deklarasi Dukungan Sahabat AT untuk Jokowi". "Dalam pertemuan tersebut juga di sepakati tidak menggunakan kata Dies Natalis HMI, karena Dies Natalis adalah agendanya PB HMI," katanya.
KAHMI pun menegaskan menghargai sikap dan pilihan politik para alumni HMI yang secara nyata berada di kedua kubu calon presiden-wakil presiden, bahkan banyak di antaranya aktif menjadi tim sukses. "Kami mengimbau agar dalam melakukan ikhtiar dan langkah-langka politik, tetaplah berkomitmen menjaga keutuhan dan martabat organisasi KAHMI sebagai wadah bersama bagi seluruh alumni HMI, agar tidak dilibatkan dan diseret pada kepentingan politik praktis," katanya.
Zoelva menegaskan kabar yang menyebutkan KAHMI menggelar deklarasi dukungan pada pasangan calon presiden-wakil presiden tertentu tidak benar. Ia menghimbau seluruh alumni HMI untuk terus mengembangkan tradisi tabayyun dalam menghadapi berbagai isu, berita, informasi yang belum jelas kebenaran dan belum jelas sumbernya.
"Menginstruksikan seluruh pimpinan KAHMI di semua tingkatan (Majelis Wilayah dan Majelis Daerah) agar senantiasa menegakkan disiplin organisasi dan melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan dimanfaatkannya KAHMI sebagai wadah bersama untuk kepentingan politik, golongan atau kelompok tertentu," ucap dia.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019