Jakarta (ANTARA News) - Komisi XI DPR minta pemerintah untuk menetapkan target setoran deviden BUMN pada 2008 sebesar R31,51 triliun, atau 47 persen lebih tinggi dari keputusan Panitia Anggaran (panggar) sebelumnya, Rp21,4 triliun. "Keputusan Komisi XI tentang besaran deviden 2008 minimal Rp31,51 triliun sesuai dengan hasil kajian panja penerimaan BUMN Komisi XI," kata Ketua Komisi XI DPR, Awal Kusumah dalam raker dengan Menkeu dan Meneg BUMN di Gedung DPR, Jakarta, Rabu. Menurut panja penerimaan BUMN Komisi XI, deviden tahun 2008 diusulkan pemerintah (dalam panggar-red) tidak memiliki dasar yang kuat karena tidak berdasarkan proyeksi laba tahun 2008. Jika Rp31,51 triliun merupakan target setoran moderat yang diajukan panja penerimaan, maka Rp39,23 triliun merupakan target setoran deviden 2008 maksimal yang bisa diperoleh pemerintah. "Perhitungan itu menggunakan `pay out ratio` di bawah 50 persen," kata awal. Atas keputusan tersebut, Meneg BUMN Sofyan Djalil mengatakan usulan setoran deviden yang digunakan pemerintah adalah berdasarkan realisasi laba BUMN pada semester I 2007 dan asumsi setoran deviden 2007 Rp21,56 triliun, seperti yang digunakan pada tahun-tahun sebelumnya. "Oleh karena itu angka final setoran deviden 2008 dapat disesuaikan pada pembahasan APBNP 2008 setelah realisasi laba BUMN 2007 masuk pada pertengahan tahun," katanya. Sementara itu, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pihaknya tidak dapat menyetujui begitu saja usulan itu karena adanya deviasi yang signifikan antara keputusan Komisi XI dengan Keputusan Panitia Anggaran sebelumnya. "Kalau Menkeu hanya berfikir mengenai APBN saja maka tentu Menkeu menginginkan deviden setoran menjadi semaksimal mungkin tanpa dilihat lagi kebutuhan dari BUMN. Di dalam konteks bahwa BUMN sendiri perlu untuk terus dikembangkan menjadi institusi yg sehat, membutuhkan investasi, antara lain berasal dari laba yang ditahan," kata Menkeu. Berdasarkan target setoran minimal yang diajukan panja penerimaan BUMN Komisi XI maka penyetor deviden terbesar 2008 adalah PT Pertamina Rp11,228 triliun, PT Telkom Rp3,484 triliun, PT Bank Mandiri Rp2 triliun, PT BRI Rp1,457 triliun, dan PT Aneka Tambang Rp1,396 triliun.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007