Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bersama istrinya, Ferry Farhati, menjenguk tiga kader juru pemantau jentik (jumantik) yang menjadi korban penganiayaan saat melaksanakan tugas Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Tiga kader yang dianiaya itu yakni Felicia, Jayanti, dan Nur Azizah, oleh seorang penunggu rumah berisial MS di RT 8 RW 05, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat.

Saat ditemui sang gubernur dan istrinya, ketiga korban penganiayaan itu mengadu sambil menangis. Memperlihatkan wajah mereka ada yang masih ada lebam bahkan ada korban yang pingsan saat dipukul saat kejadian.

"Kader jumantik ini masih tetap semangat. Mereka yang mendapat kekerasan, tidak sedikit pun gentar," kata Baswedan, di Lenteng Agung, Minggu.

Para kader jumantik justru ingin menunjukkan bahwa tindakan kekerasan itu tidak menyurutkan semangat, tapi justru mereka semakin tinggi semangatnya.

"Peran jumantik ini sangat penting. Oleh karena itu, masyarakat saya meminta untuk menyambut dengan baik," katanya.

Baswedan mengatakan, kader jumantik adalah orang-orang yang peduli dengan lingkungan. Mereka adalah kader-kader yang menjaga kesehatan masayarakat. Oleh karena itu sambut mereka dengan baik.

Ia meminta bila menyaksikan ada tanda-tanda ada sambutan kurang baik, maka segera laporkan. Seperti juga peristiwa ini, pelakunya langsung dilaporkan dan langsung ditahan.

"Saat ini (pelakunya) ditahan di Polsek Jagakarsa dan kita tidak akan membiarkan kejadian seperti ini berlalu tanpa ada hukuman yang setimpal," kata Baswedan.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019