Hanoi (ANTARA News) - Pemerintah Vietnam mengevakuasi 500 ribu warganya dari wilayah pesisir tengah menjelang terjadinya angin badai Lekima yang diperkirakan akan tiba di wilayah itu pada Rabu malam dengan kecepatan 117 km per jam, pejabat instansi terkait mengatakan Rabu. "Empat provinsi di bagian tengah Thanh Hoa, Nghe An, Ha Thinh dan Quang Binh melakukan evakuasi semua warga yang tinggal di area itu pada saat makan siang dengan menggunakan segala cara yang memungkinkan," kata Nguyen The Luong kepala kantor perwakilan Departemen Urusan Badai dan Banjir. Provinsi Nghe An adalah daerah yang diperkirakan akan menjadi daerah yang paling parah terkena badai melakukan evakuasi terhadap 160 ribu warganya. "Pihak militer telah mengirim 800 orang prajurit untuk membantu warga melakukan evakuasi, terutama sekolah-sekolah yang terletak di wilayah terpencil," kata Ha Huy Thong salah seorang pejabat kantor wilayah Departemen Banjir dan Badai, yang menambahkan bahwa semua sekolah di wilayah Nghe An telah ditutup untuk sementara waktu. "Warga banyak yang menggunakan kendaraan pribadi mereka baik mobil ataupun motor dan bahkan sepeda dan sebagian lagi berjalan kaki ke tempat penampungan sementara," kata Thong. "Pemerintah setempat telah menyediakan makanan dan air bersih untuk warganya." Pada pukul 07:00 waktu setempat Lekima yaitu nama satu jenis buah dalam bahasa Vietnam berada di 200 km sebelah timur provinsi Nghe An dengan kecepatan angin 89 hingga 117 km per jam, demikian dikatakan oleh Departemen Hydrometeoroly seperti dikutip DPA. Badai yang bergerak ke arah barat pada kecepatan 15 km menerpa pulau China, Hainan Selasa malam setelah meminta korban jiwa sedikitnya delapan orang di Filipina. Banjir dan badai atau topan telah meminta korban nyawa sebanyak 86 orang di Vietnam sejak awal tahun ini. Pada tahun 2006 lebih dari 600 orang meninggal dunia dalam bencana banjir dan topan termasuk 200 orang meninggal akibat topan Chancu yang terjadi Mei tahun lalu. Korban jiwa yang ditelan topan Chanchu kebanyakan adalah para nelayan yang sedang menangkap ikan di laut yang tidak mengetahui informasi peringatan dini akan adanya badai yang disampaikan dimana saat itu sebagian dari mereka sudah melaut.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007