Duapertiga kekuatan polres kami turunkan dan didukung instansi dari TNI, kemudian dari pemerintah Kota Payakumbuh untuk pengamanan pesta demokrasi 2019."
Payakumbuh (ANTARA News) - Radikalisme menjadi fokus pengamanan menjelang gelaran Pemilu 2019 di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, meski tidak terdapat wilayah tertentu yang diduga rawan penyebaran paham radikalisme.
"Kami bentuk tim, kami melakukan upaya pencegahan dari berbagai lini yang terutama dari paham radikalisme, fokus kami mengamankan pilpres dan pileg 2019 ini dengan maksimal," ujar Kapolres Payakumbuh AKBP Endrastiawan Setyowibowo di Mapolres Payakumbuh, Sabtu.
Ia mengatakan meski tidak terdapat wilayah yang dinilai rawan penyebaran radikalisme, pihaknya tidak mau menganggap enteng, apalagi terkait paham yang dianut seseorang atau kelompok.
Upaya pencegahan penyebaran paham radikal yang dilakukannya adalah dengan bersinergi dengan pemerintah kota, TNI dan tokoh masyarakat dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Kami gandeng seluruh lapisan masyarakat dan instansi dalam upaya menciptakan situasi kondusif di Payakumbuh," tutur Endrastiawan Setyowibowo .
Selain itu, kegiatan di kalangan mahasiswa, pelajar serta penghuni pondok pesantren pun rutin dilakukan untuk mencegah munculnya penyebaran radikalisme pada generasi muda.
Sementara untuk pengamanan Pemilu 2019, Polres Payakumbuh menerjunkan 116 personel hingga masa tenang, sementara saat pemungutan suara pada April 2019 akan dibantu personel Brimob Polda Sumbar dengan total 318 personel.
"Duapertiga kekuatan polres kami turunkan dan didukung instansi dari TNI, kemudian dari pemerintah Kota Payakumbuh untuk pengamanan pesta demokrasi 2019," kata dia.
Polres Payakumbuh juga melakukan pemetaan tempat pemungutan suara (TPS) rawan untuk antisipasi dan tindakan pencegahan bila terjadi keributan.
Baca juga: Masyarakat Mamberamo diimbau tak bakar fasilitas pemilu
Baca juga: Ratusan TPS di Padang miliki kerawanan tinggi
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019