"Mengapa kita memilih kaum milennial dalam kampanye keselamatan berlalu lintas, karena kami ingin agar kaum milennial yang terdiri dari pelajar-pelajar ini menjadi pelopor keselamatan dalam berlalu lintas," katanya kepada wartawan di Kupang, Sabtu.
Hal ini disampaikannya di sela-sela acara Milennial Road Safety Festival yang diinisiasi oleh Direktorat Lalu Lintas Polda NTT dengan menghadirkan ratusan pelajar di seluruh Kota Kupang.
Ia mengatakan bahwa tren kecelakaan lalu lintas di provinsi berbasis kepulauan itu mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada 2018. Prosentase peningkatan jumlah lakalantas ini bahkan mencapai angka lebih dari 60 persen.
"Jika dibandingkan dengan angka kecelakaan pada 2017 yang berjumlah 131 kasus, maka pada 2018 mengalami peningkatan hingga 62,60 persen menjadi 213 kasus kecelakaan dan dari jumlah itu kaum milennial lebih tinggi jumlahnya," ujar dia.
Komandan berbintang dua itu menambahkan bahwa jika kaum milennial yang menjadi pelopor keselamatan saat berkendaraan, sudah pasti orang tua atau orang dewasa akan malu.
"Kita berharap agar ini bisa dilaksanakan oleh anak-anak ini, apalagi tadi sudah ada deklarasi bersama," mantan Kadivkum Mabes Polri itu.
Sementara itu Gubernur NTT Viktor B Laiskodat dalam dalam sambutannya mengatakan bahwa kaum milenial harus memberikan perubahan.
"Kaum milenial itu harus menunjukan sesuatu yang berbeda di tengah masyarakat. Berbeda dalam arti bahwa memberikan sesuatu yang positif bagi masyarakat sekitar," kata dia.
Ia mengatakan NTT banyak sekali mempunyai kaum muda, namun perlu dididik dengan baik agar bisa membantu membawa provinsi berbasis kepulauan itu bangkit dari keterpurukan.
Terkait lalu lintas, ia mengharapkan agar generasi muda NTT harus menjadi teladan bagi masyarakat di NTT pada umumnya.
Baca juga: Polisi targetkan dua juta relawan lalu lintas hingga Maret
Baca juga: Polri rangkul kaum milenial tekan angka kecelakaan lalu lintas
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019