Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 1.423 perusahaan mesin dan peralatan kelas dunia, baik asing maupun domestik, membidik pasar industri migas, pertambangan, konstruksi, dan kelistrikan di Indonesia yang sedang menggalakkan pembangunan infrastruktur maupun eksplorasi tambang dan migas.
"Tahun ini 1.423 perusahaan terkemuka di dunia mengikuti empat kegiatan pameran dagang di Jakarta," kata Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Pamerindo Buana Abadi, Astied Julias, pada keterangan persnya di Jakarta, Rabu.
Hal itu dikemukakannya terkait akan dilaksanakannya empat kegiatan dalam kurun waktu yang sama (31 Oktober - 3 November 2007), yaitu Oil and Gas Technology Indonesia 2007, Mining Indonesia 2007, Power and Electric Indonesia 2007, dan Building and Construction Indonesia 2007.
Sejumlah perusahaan dunia yang ikut dalam ajang itu antara lain Alstom, Areva T & D, Hitachi, GE Jenbacher, Lion Metal, Sandvik, Siemens, Schneider, serta perusahaan Indonesia seperti United Tractors dan Sahabat Indonesia.
"Besarnya potensi industri energi di Indonesia menarik minat sejumlah negara, seperti Australia, Kanada, China, Jerman, Italia, Korea, Polandia, Singapura, Spanyol, dan Inggris untuk ikut menjadi peserta," kata Astied.
Ia mengatakan setidaknya dari ajang tersebut pengusaha Indonesia mendapat pengetahuan mengenai teknologi terbaru di bidang migas dan pertambangan, maupun kelistrikan dan konstruksi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia (IMA), Priyo Pribadi, menambahkan setidaknya dari ajang pameran tersebut, pihaknya juga bisa mengetahui potensi perusahaan domestik di bidang mesin dan peralatan yang dibutuhkan perusahaan pertambangan.
"Dengan pameran besar seperti ini produk dalam negeri bisa dikenal. Tapi biasanya dukungan purna jual perusahaan dalam negeri kurang kuat, jadi harus memperkuat dukungan setelah barang tersebut dijual," katanya.
Ia mengusulkan agar perusahaan domestik membuka atau memperbanyak cabang di sentra-sentra pertambangan agar industri pertambangan mudah mendapatkan layanan purna jual.
"Apalagi pada saat ini ada kecenderungan pembelian barang dari dalam negeri (khususnya untuk industri pertambangan) terus meningkat dibandingkan tahun lalu," katanya.
Menurut dia, tahun ini persentase pembelanjaan sektor pertambangan dari dalam negeri mencapai sekitar 30 persen, naik dibandingkan tahun lalu yang mencapai 20 persen. (*)
Copyright © ANTARA 2007