Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri RI belum dapat mengonfirmasi berita mengenai kemungkinan keterlibatan dua WNI dalam teror bom di sebuah gereja di Jolo, Filipina Selatan.

"Menlu RI tengah mencoba berkomunikasi dengan berbagai pihak di Filipina untuk memperoleh konfirmasi," ujar Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir melalui pesan singkat kepada Antara di Jakarta, Jumat malam.

KBRI di Manila maupun KJRI di Davao City juga tengah berusaha mendapatkan konfirmasi dari berita tersebut.

Informasi terakhir yang diterima Kemlu hari ini dari pihak Kepolisian Nasional Filipina (PNP) dan Komando Militer Western Mindanao Command (Westmincom) bahwa pelaku pengeboman di Jolo sampai saat ini belum teridentifikasi identitas maupun kewarganegaraannya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano menyatakan dua pelaku serangan bom bunuh diri asal Indonesia berada di balik serangan yang terjadi di sebuah gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina Selatan, 27 Januari 2019.

Serangan yang dilakukan dua pelaku yang disebut "pasangan" tersebut mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-luka.

"Yang bertanggung jawab adalah pelaku bom bunuh diri asal Indonesia. Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka, dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Ano seperti diberitakan ABS-CBN News.

Seorang pria yang dikenal sebagai "Kamah," yang sekarang menjadi tersangka dalam pengeboman itu, bertindak sebagai salah satu pemandu pasangan Indonesia, kata Ano.

Ano menambahkan bahwa dia memiliki sumber yang memberitahunya bahwa pengeboman itu adalah "proyek" kelompok teroris lokal Abu Sayyaf.

Direktur Senior Kepolisian Provinsi Sulu Pablo Labra mengatakan beberapa saksi mata menunjuk seorang pria dan wanita yang mereka percaya bertanggung jawab atas aksi teror tersebut.

Sebelumnya, Islamic State mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Baca juga: Menteri Filipina "yakin" pengebom gereja adalah pasangan Indonesia
Baca juga: Dua ledakan bom di Filipina selatan tewaskan 21 orang

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019