... kita patut curiga kalau dalam waktu sehari ada keluarga yang panas, maka langsung diperiksa apakah dia mengidap DBD atau bukan karena kalau DBD harus segera ditangani...Jakarta (ANTARA News) - Sepanjang Januari 2019 ada 813 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di DKI Jakarta, dengan jumlah terbanyak di Jakarta Selatan, 277 kasus, diikuti Jakarta Timur (226 kasus), Jakarta Barat (230 kasus), dan sisanya, di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.
"Alhamdulillah sampai saat ini belum ada laporan orang yang terjangkit DBD meninggal. Jadi kita selalu update dan investigasi di lapangan, sehingga kalau ada sesuatu kita langsung menindaklanjuti," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti di Balaikota Jakarta, Jumat.
Dia katakan, ada orang yang terjangkit DBD, namun tidak menunjukkan gejala yang klasik artinya gejala ini tidak kelihatan. Dinas Kesehatan DKI Jakarta sudah menyampaikan kepada orang-orangnya yang berada di fasilitas kesehatan bahwa dalam kondisi yang seperti ini Jakarta daerah endemis apabila kasusnya sedang meningkat patut dicurigai.
"Seperti ini kita patut curiga kalau dalam waktu sehari ada keluarga yang panas, maka langsung diperiksa apakah dia mengidap DBD atau bukan karena kalau DBD harus segera ditangani," kata Widyastuti.
Menurut dia, kejelian petugas untuk analisis itu sangat menentukan karena di dalam DBD ini ada masa kritis di hari keempat sampai kelima pada saat suhu tubuhnya justru sudah turun.
Memang pendarahannya tidak harus selalu kelihatan jadi bocor plasma itu dari dalam ada rembesan cairan intrasel yang keluar ini yang akan menimbulkan hipovolemik syok atau syok karena kekurangan cairan.
Ia, menyatakan, sudah melihat data grafik minimal lima tahunan untuk menjadi acuan untuk menjadi penentuan meningkatnya suatu kasus dari data. "Grafik kita masih menunjukkan data kasus ini masih aman. Meskipun begitu kami tetap waspada, karena kalau kita tidak siaga takutnya jumlah pengidap DBD bertambah," kata dia.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019