Ini belum mencapai fundamentalnya, karena masih ada ruang

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan masih ada ruang untuk terjadinya penguatan mata uang, meski rupiah saat ini sudah menembus level Rp13.900 per dolar AS.

"Ini belum mencapai fundamentalnya, karena masih ada ruang," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Darmin mengatakan pergerakan rupiah masih tergantung dengan kondisi perekonomian global, terutama potensi normalisasi kebijakan moneter di AS atau potensi terjadinya perang dagang.

Namun, ia memastikan mata uang rupiah bisa kembali pada level, ketika kondisi global relatif stabil pada awal 2018, yang waktu itu bisa mencapai kisaran Rp13.300-Rp13.500 per dolar AS.

"Nilai fundamental harus lebih kuat dari level sekarang," kata Darmin. Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat enam poin menjadi Rp13.967 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.973 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh membaiknya data inflasi pada Januari 2019.

Menurut Ahmad, inflasi yang cukup rendah tersebut kemungkinan dapat menjaga fundamental rupiah tetap kuat dalam jangka menengah.

Dari sisi eksternal, dolar AS diperkirakan masih melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia yang dipicu oleh pernyataan "dovish" Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell.

Baca juga: BI: Modal asing masuk Rp14,7 triliun topang penguatan rupiah

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019