jenis-jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami kenaikan tertnggi pada 2018 terhadap tahun 2017 yakni Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman, naik 21,73 persen.

Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir industri mikro dan kecil (IMK) tumbuh 5,66 persen pada 2018 jika dibandingkan 2017, yang disebabkan naiknya produksi industri percetakan dan reproduksi media rekaman, yang naik 21,73 persen.

"Tentunya ke depan IMK ini kita berharap tumbuh lebih bagus, karena meskipun unit usahanya kecil, tapi jumlahnya luar biasa," kata Kepala BPS Suharyanto di Jakarta, Jumat.

Adapun jenis-jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami kenaikan tertnggi pada 2018 terhadap tahun 2017 yakni Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman, naik 21,73 persen.

Kemudian, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 17,91 persen, industri peralatan listrik naik 15,02 persen, Industri logam dasar naik 13,42 persen, dan jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, naik 12,72 persen.

Sedangkan, jenis-jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami penurunan tertinggi pada 2018 terhadap 2017 adalah industri tembakau yang turun 47,13 persen.

"Ini lebih ke IMK rajangan tembakau dan rokok linting, di mana sangat dipengaruhi oleh cuaca. Sehingga 2018 ini industri pengolahan tembakau turun tajam," ungkap Suharyanto.

Penurunan juga terjadi di industri mesin dan perlengkapan yang turun 9,79 persen; industri alat angkutan lainnya tuurun 5,49 persen; industri kencaraan bermotor, trailer dan semi trailer turun 2,80 persen; serta industri kertas turun 2,33 persen.

Pada tingkat provinsi, pertumbuhan produksi IMK tertinggi terjadi di Gorontalo naik 43,48 persen, disusul Sulawesi Tenggara yang naik 28,59 persen, Kalimantan Selatan naik 25,41 persen, Nusa Tenggara Timur naik 24,92 persen dan Bali naik 22,70 persen.

Sedangkan, IMK di Papua mengalami penurunan tertinggi pada 2018 yakni sebesar 5,53 persen, yang disusul Jambi turun 2,11 persen.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019