Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memastikan bahwa sejumlah kerawanan pada angkutan Lebaran tahun ini masih akan menghadang pemudik sehingga pihak terkait diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. "Sejumlah titik rawan itu bisa saja menghambat perjalanan 14,9 juta pemudik saat arus mudik dan balik," kata Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal kepada pers usai memimpin Rapat Koordinasi Tertutup Angkutan Lebaran Terpadu di Jakarta, Selasa. Hadir dalam kesempatan itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menkominfo M Nuh, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono, Kapolri Jenderal Polisi Sutanto dan Dirjen Bina Marga Hermanto Dardak. Menurut Jusman selaku Koordinator Pusat Angkutan Lebaran Terpadu mengatakan, salah satu kesimpulan dalam rapat tersebut adalah, masih adanya potensi kerawanan antara lain, pengguna sepeda motor yang diprediksi naik 30 persen perlu diwaspadai. Prosedur dan mekanisme pengendalian akan disiapkan oleh POLRI. "Antara lain, pemudik bersepeda motor yang berkelompok akan dikawal sampai di titik tertentu," kata Jusman. Lintas penyeberangan seperti Merak-Bakauheni juga masih dikhawatirkan bermasalah. Untuk ini, pihak terkait sudah punya antisipasi misalnya sejak H-4 kapal cadangan sudah siaga di Ciwandan, Cigading. Lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur juga persoalan baru, tetapi saat ini, kata Jusman, sudah ada jalan alternatif. Selain itu, perlintasan sebidang di jalur selatan Pulau Jawa juga akan menimbulkan kemacetan. "Ini harus diantisipasi," katanya. Kemudian, tambahnya, pasar tumpah juga masih mengancam. "Untuk itu, dalam rapat ini sudah disepakati bahwa hal itu akan ditangani oleh pemda masing-masing," katanya. Sementara, pasokan sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako), kata Jusman, posisinya aman. Artinya, jalur distribusi dan pasokannya tersedia selama lebaran. "Khusus sarana dan prasarana transportasi bisa dipastikan pada H-10 sudah siap," katanya. Prediksi cuaca, kata Jusman, berdasarkan laporan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) cuaca pada awal Oktober sangat kondusif. "Jika pun, ada cuaca ekstrim maka setiap tiga hari akan diperingatkan," kata Jusman.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007