Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir berharap perusahaan-perusahaan rintisan atau start-up berbasis inovasi dan teknologi berkembang menjadi perusahaan besar, dan menyatakan keinginan merancang dukungan pemerintah bagi keberlanjutan bisnis mereka.
"Jangan hanya start up mereka sudah berjalan hanya begitu-begitu saja. Harapan saya bisa mendorong para start-up ini menjadi perusahaan besar," kata Nasir usai pelantikan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan jumlah start up pada akhir 2018 sebanyak 956 dan ditargetkan bertambah menjadi 1.000 pada 2019.
"Sekarang saya lagi memikirkan peran pemerintah itu membina ke sustainability-nya (keberlanjutan bisnis) mereka," kata dia.
Dia menuturkan jika start-up motor listrik berhasil, maka perlu dipikirkan untuk memulai perusahaan rintisan mobil listrik guna mencapai kemandirian di bidang transportasi
Nasir juga mengemukakan perlunya perubahan cara pandang dalam pengelolaan BPPT ke depan guna menghadapi revolusi industri 4.0, bahwa riset dan penerapan inovasi dan teknologi bukan didasarkan pada keinginan perekayasa dan peneliti melainkan berdasar permintaan pasar dan kebutuhan.
"Market-driven, demand-driven menjadi base untuk riset ke depan, khususnya para LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementerian) di bawah Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, supaya riset itu punya manfaat yang tinggi," tuturnya.
Baca juga:
Menkominfo sebut perusahaan rintisan berbasis pendidikan tambah unicorn Indonesia
Presiden Jokowi ingin perbanyak usaha rintisan berorientasi ekspor
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019