Dari penyaluran kredit, pendorong profitabilitas BRI yakni penyaluran kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sebesar Rp645,7 Triliun, atau setara 76,5 persen dari total penyaluran kredit BRI
Jakarta, 30/1 (Antara) - PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk mengantongi laba bersih sepanjang 2018 sebesar Rp32,4 triliun atau naik 11,6 persen (tahun ke tahun/yoy) dibandingkan pada 2017.
Direktur Utama BRI Suprajarto di Jakarta, Rabu, mengatakan perolehan laba ditopang penyaluran kredit yang naik 14,1 persen (yoy) di akhir 2018 menjadi Rp843,6 triliun dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara kotor (gross) sebesar 2,27 persen.
"Dari penyaluran kredit, pendorong profitabilitas BRI yakni penyaluran kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sebesar Rp645,7 Triliun, atau setara 76,5 persen dari total penyaluran kredit BRI," ujar Suprajarto.
Bank pemerintah spesialis kredit UMKM ingin mengerek naik porsi kredit UMKM menjadi 80 persen dari total kredit pada 2022.
Dengan NPL gross di 2,27 persen, BRI pada 2018 juga menaikkan rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (NPL Coverage) menjadi 185,9 persen dari posisi di 2017 yang sebesar 183 persen.
Berbicara tentang kredit kecil, di sepanjang 2018, BRI juga mengucurkan Kredit Usaha Rakyat senilai Rp80,2 triliun
kepada 3,9 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Adapun fungsi intermediasi BRI ditopang dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga dari masyarakat sebesar Rp944,3 triliun atau naik 12,2 persen (yoy).
Suprajarto mengatakan pendorong lain laba bersih BRI adalah peningkatkan efisiensi proses bisnis. Hal tersebut tercermin dari penurunan Beban Operasional Terhada Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 0,7 persen menjadi 70 persen pada akhir 2018 dari 2017 yang sebesar 70,7 persen.
Dari sisi pendanaan, struktur dana murah (Current Account/Saving Account) BRI meningkat, dari 59 persen di akhir tahun
2017 menjadi 60,1 persen pada Desember 2018. Sementara, likuiditas yang terlihat dari rasio pembiayaan terhadap pendanaan (Loan to Deposit Ratio/LDR) sebesar 89,3 persen atau masih relatif terjaga dari rentang parameter kehati-hatian yang digunakan regulator Bank Indonesia di 78-92 persen.
Dengan pertumbuhan laba 22,6 persen dan kolektivitas dalam menghimpun pendanaan, rasio kecukupan modal inti (Capital Adequacy Ratio/CAR) BRI sebesar 21,3 persen.
Sementara aset BRI terkumpul Rp1296,9 triliun atau tumbuh 15,2 persen (yoy) dibandingkan posisi Desember 2017 yang sebesar Rp1126,2 triliun.
Baca juga: BRI siapkan Rp1,5 triliun, akuisi perusahaan asuransi kerugian
Baca juga: BRI terbitkan Obligasi Berkelanjutan Rp20 triliun hingga 2021
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019