Jakarta (ANTARA News) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana menjelaskan mengenai video penyuluhan reproduksi dari seorang penyuluh Keluarga Berencana yang viral atau tersebar di media sosial beberapa hari lalu.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani mengatakan bahwa penyuluhan KB ada etikanya dan tidak boleh disebarluaskan melalui video.

“Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi ada etikanya, tidak boleh sembarangan. Alat peraga penyuluhan juga tidak boleh disalahgunakan, penyebarluasan melalui video secara tidak terkendali bisa melanggar etika, misalnya tentang pembatasan audiens,” kata Dwi Listyawardani.

Video tentang penyuluhan KB yang tersebar di media sosial memperlihatkan seorang penyuluh perempuan menginformasikan cara pemasangan alat kontrasepsi berupa kondom pada alat peraga kelamin pria.

Dari penelusuran yang dilakukan Humas BKKBN video tersebut merupakan kegiatan pelayanan KB gratis untuk IUD (Intrauterine Device) dan Implan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD-KB) Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Paser.

Penyuluhan cara penggunaan kondom pada video tersebut dilakukan oleh petugas yang terlatih (Bidan) dan juga Penyuluh KB. Video direkam dan diunggah ke media sosial tanpa sepengetahuan pihak dalam video tersebut.

Alat peraga yang terlihat digunakan dalam video adalah alat peraga KIE KB dan Kesehatan Reproduksi yang disebut phantom model alat peraga reproduksi pria dan penis peraga untuk pemasangan kondom yang diproduksi oleh BKKBN digunakan untuk membantu dalam menjelaskan atau menyampaikan informasi program keluarga berencana (KB) terhadap Pasangan Usia Subur (PUS).

Sedangkan untuk alat peraga reproduksi pria dan wanita dapat digunakan untuk membantu petugas yang terlatih dan dilakukan di tempat yang disediakan dalam menjelaskan atau menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh khalayak sasaran, diantaranya calon peserta KB, Peserta KB, Penyuluh Lapangan KB/Penyuluh KB (PLKB/PKB), Kader/PKK, pelaksana dan pengelola program KB.

Dwi kembali menegaskan bahwa penyuluhan reproduksi disampaikan dalam forum terbatas dengan materi sesuai substansi.

“Penyuluhan juga harus dilakukan petugas yang terlatih, dengan kemampuan yang dimiliki, petugas mengetahui tata cara yang baik dalam menyampaikan materi kesehatan reproduksi. Penyuluh juga bersikap sopan dan sangat menguasai inti sari seputar kesehatan reproduksi,” tegas Dwi.

Selain yang sudah disebut di atas BKKBN juga memproduksi beragam alat peraga KIE KB dan Kesehatan Reproduksi (KIE KIT). Diantaranya peraga alat dan obat kontrasepsi, model/peraga alat reproduksi wanita; VCD animasi tiga dimensi memuat tentang organ reproduksi pria/wanita, proses pembuahan, pertumbuhan janin dan kelahiran.

Sealin itu, DVD animasi tiga dimensi tentang alat kontrasepsi pria/wanita; flipchart/lembar balik diantaranya tentang organ reproduksi manusia, alat obat dan metode kontrasepsi, perawatan pengasuhan dan perkembangan balita, peran orangtua lingkungan dan perkembangan remaja, masalah kesehatan reproduksi, serta celemek alat reproduksi pria/wanita.

BKKBN berharap dengan tersedianya KIE KIT ini PLKB/PKB, Kader, Petugas dan Penyuluh Program KB di lapangan dapat memberikan informasi lebih jelas dan rinci kepada khalayak sasaran dengan demikian masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku yang positif terhadap program KB dan Kesehatan Reproduksi.

Baca juga: BKKBN harapkan kualitas mitra pengelolaan kampung KB
Baca juga: BKKBN: Aplikasi Monika untuk menyelamatkan investasi kesehatan

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019