Bandung (ANTARA News) - Aktivis Gerakan Mahasiswa Sosialis Angkatan 66 Abdul Rahman Tolleng meninggal dunia karena penyakit komplikasi yang dideritanya, dan jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cibarunay Kecamatan Sukasari Kota Bandung, pada Selasa siang.
"Sewaktu dulu, almarhum itu jadi panutan kita semua. Saya menjadikan beliau seorang panutan. Orangnya sifatnya baik sekali dan mau mengajari serta dia itu memberikan pemikiran yang sangat relevan bagi perjuangan kita saat itu," kata advokat senior Albert Hasibuan seusai melayat di rumah duka Jalan Cipedes Tengah, Kota Bandung.
Albert menuturkan sosok A. Rahman Tolleng merupakan sosok yang menjunjung tinggi nilai luhur sikap seorang pejuang dan tidak memiliki rasa dendam.
"Itu yang saya hormati, beliau tidak memiliki rasa dendam (kepada pihak-pihak yang menjebloskan ke penjara). Beliau itu konsisten memperjuangkan nilai-nilai luhur kebaikan dengan keyakinannya," kata dia.
Menurut dia, generasi muda saat ini bisa meneladani sosok A Rahman Tolleng yang teguh memperjuangkan nilai-nilai luhur seorang pejuang.
"Saya pikir bagi generasi sekarang ini beliau bisa dijadikan panutan untuk mengeluarkan idenya," kata dia.
Sejumlah tokoh lainnya tampak hadir di rumah duka, seperti mantan Menteri Lingkungan Hidup Kabinet Indonesia Bersatu, Rachmat Witoelar dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Persatuan Nasional Sarwono Kusumaatmadja.
Baca juga: Puisi Denny JA: Spirit Sumpah Pemuda Memudar
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019