Jakarta (ANTARA News) - Badan Restorasi Gambut (BRG) secara gotong royong telah membasahi 679.901 hektare atau sekitar 62 persen dari lahan gambut yang berada di luar area konsesi.

Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead saat perayaan "Tiga Tahun Restorasi Gambut" di Jakarta, Selasa, mengatakan BRG punya kewajiban merestorasi 1,1 juta hektare lahan gambut hingga 2020 dan sekarang masih ada sekitar 400 ribu hektare lahan gambut yang harus direstorasi.

"Kami fokus restorasi lahan gambut milik masyarakat atau lahan yang dikelola pemerintah daerah. Sebenarnya banyak daerah yang masyarakatnya telah memiliki cara untuk menjaga hutan gambut agar tetap basah, tetapi kami sosialisasi kembali," kata dia.

Ia mengatakan capaian program restorasi lahan gambut dalam tiga tahun ini ikut berkontribusi dalam mengurangi kejadian kebakaran hutan dan lahan.

"Titik panas yang kami identifikasi di dalam radius dua kilometer dari lokasi infrastruktur pembasahan gambut sangat kecil yaitu di bawah 10 persen," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa upaya merestorasi lahan gambut melibatkan banyak pihak, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, TNI/Polri, pemerintah daerah, perguruan tinggi, warga dan lembaga swadaya masyarakat.

"Kegiatan restorasi gambut tiga tahun terakhir banyak dilakukan bersama masyarakat. Sebanyak 262 desa dan kelurahan didampingi BRG dan LSM melalui Program Desa Peduli Gambut," kata dia.

Ia menambahkan, sekarang ada lebih dari 10.000 kader restorasi di tingkat tapak yang terdiri atas guru, tokoh agama, petani, kader sekolah lapang, perempuan dan anggota kelompok masyarakat.

Baca juga:
Lahan gambut di area konsesi Riau mulai direstorasi
BRG: tersisa 400.000 ha gambut yang harus diintervensi

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019